BREAKING NEWS :
Mode Gelap
Artikel teks besar

Tak Punya Rp50 Ribu untuk Tebus Ijazah, Putus Sekolah

Ilustrasi (Foto: corbis)
Ilustrasi (Foto: corbis)
SUMBA TIMUR- Dua pelajar di pulau terluar di Provinsi Nusa Tenggara Timur tak bisa melanjutkan pendidikan karena ijazah mereka di-'sandera' pihak sekolah.

Sadariah sudah empat tahun hanya menghabiskan waktu di rumah membantu ibunya mencuci dan membersihkan rumah. Remaja 16 tahun itu ditinggal ayahnya, Abdullah, yang meninggal dunia beberapa tahun lalu.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Sadariah dan sang ibu, Dahlia, mencari pekerjaan sebisanya. Padahal di tempat lain, teman-teman seusianya bisa bersekolah.

Saat ditemui di kediamannya, Jumat (29/7/2011), Dahlia mengaku sangat ingin melihat anaknya melanjutkan sekolah ke tingkat SMP. Sadariah sudah lulus SD empat tahun silam. Sayang, kepala sekolah SD Inpres Salura, tempatnya menamatkan SD, masih menahan ijazah.

Alasannya, Sadariah belum membayar uang tebusan ijazah sebesar Rp50 ribu. Bagi orang yang mampu, uang sebesar itu tidak sulit dicari, namun bagi keluarga Sadariah jumlah itu sangat besar dan bisa digunakan untuk biaya hidup selama beberapa hari.

Kondisi serupa juga dialami Sulfa, remaja berusia 14 tahun itu sehari-hari hanya bergelut dengan asap dapur.

Sudah dua tahun Sulfa harus menahan hasrat untuk bersekolah setelah ijazahnya di-'sandera’ pihak sekolah.

Kisah Sadariah dan Sulfa menunjukkan keinginan sebagian warga yang mendiami pulau terluar Indonesia untuk mengenyam pendidikan, sulit diwujudkan.

Pulau ini berjarak 800 mil laut dari Australia dan masuk dalam Kabupaten Sumba Timur, NTT.

(Dion Umbu Ana Lodu/TPI/ton/SUMBER;OKEZONE).
 
Redaksi & YPK: Trims,Semoga Bermanfaat & Memberikan Kemaslahatan Bagi kita...Amin.
Posting Komentar