Rabu, 7 Mei 2025
Cuaca 0oC
BREAKING NEWS

Waduh, Pasar Khawatir Krisis Global, Rupiah Berbalik Melemah

Nilai tukar rupiah berbalik melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Rabu (16/4/2025). Menurut Bloomberg, rupiah turun 0,06 persen atau 10 poin menjadi Rp16.837 per dolar AS.
Pasar Khawatir Krisis Global, Rupiah Berbalik Melemah

Analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan perang tarif AS dan Tiongkok masih memicu kekhawatiran pasar. "Perang dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia itu menimbulkan kecemasan terjadinya resesi global," ujarnya.

Sementara itu, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Tiongkok pada triwulan I 2025, secara tahunan lebih tinggi dari perkiraan. PDB negara itu tumbuh 5,4 persen per tahun dibandingkan perkiraannya yang hanya 5,2 persen.

Namun, secara triwulan PDB Tiongkok pada kuartal I 2025 tumbuh 1,2 persen. Ini berarti lebih rendah dari ekspektasi yang sebesar 1,4 persen.

"Pertumbuhan PDB menutupi potensi hambatan bagi Tiongkok dalam perang dagangnya menghadapi AS," ucap Ibrahim. Namun, hambatan itu kemungkinan akan membebani pertumbuhan ekonomi di kuartal selanjutnya.

Di dalam negeri, Ibrahim mencermati proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik pada triwulan I 2025. Diperkirakan pertumbuhan akan melambat menjadi 4,9 persen hingga 5 persen dibandingkan triwulan IV 2024 yang mencapai 5,02 persen.

Sementara perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk seluruh tahun 2025 diperkirakan hanya di kisaran 4,8 persen hingga 5 persen. Lebih rendah dari asumsi makro 2025 sebesar 5,2 persen dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional sebesar 5,3 persen.

Menurut Ibrahim, tantangan dari sisi domestik berupa reformasi struktural dan efektivitas belanja pemerintah. Sektor riil perlu ditingkatkan produktivitasnya melalui kebijakan fiskal dan moneter serta penguatan fundamental ekonomi domestik.

Selain itu, daya beli masyarakat makin turun, ditandai deflasi pada Januari dan Februari 2025. "PHK membuat pengangguran bertambah, minimnya serapan lapangan kerja, dan banyak industri yang berguguran," ujarnya.(*)


Hide Ads Show Ads