
Tarif Impor AS Ugal-ugalan, Puluhan Negara Ajukan Permintaan Berunding
0 menit baca
Puluhan negara mengajukan permintaan untuk merundingkan terkait ketentuan perdagangan tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat (AS). Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, Kevin Hassett, menyebut setidaknya terdapat 50 negara lebih yang telah menghubungi Presiden Donal Trump untuk berunding.
“Faktanya, negara-negara tersebut marah dan melakukan aksi balasan. Tetapi, di saat yang sama, mereka datang ke meja perundingan," ujarnya dikutip dari Sputnik-OANA, Minggu (6/4/2025).
"Saya menerima laporan dari Kantor Perwakilan Dagang AS semalam bahwa lebih dari 50 negara telah menghubungi Presiden untuk memulai negosiasi," ucal Hassett. "Mereka melakukannya karena menyadari bahwa beban tarif itu sebagian besar mereka yang tanggung," katanya.
Karena itu, saya kira dampaknya terhadap konsumen di AS tidak akan terlalu besar," kata Hassett lagi. "Saya percaya bahwa salah satu penyebab defisit perdagangan jangka panjang yang terus-menerus terjadi adalah karena negara-negara tersebut memiliki pasokan yang sangat tidak elastis,” ujarnya.
Pada Rabu sebelumnya, Presiden Trump telah mengumumkan pemberlakuan tarif impor "resiprokal" (tarif timbal balik) terhadap produk dari negara lain. Tarif minimum ditetapkan sebesar 10 persen.
Meskipun, tarif itu masih akan disesuaikan per negara dan akan setara dengan setengah dari tarif yang dikenakan negara tersebut terhadap barang-barang impor asal AS. Menurut Trump, kebijakan itu merupakan “deklarasi kemerdekaan ekonomi” bagi Amerika Serikat dan diharapkan mampu memanfaatkan “triliunan dolar” untuk membayar utang nasional.(*)