Senin Sore, Rupiah Ditutup Perkasa di Level Rp16.806 per USD
Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga penutupan perdagangan Senin (21/4/2025) sore. Menurut Bloomberg, rupiah naik 0,41 persen atau 70 poin ke posisi Rp16.806 per dolar AS.
Analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menyatakan perkembangan di AS dan konflik geopolitik membuat indeks dolar melemah. Sehingga rupiah bergerak menguat terhadap dolar sepanjang sesi perdagangan.
"Rencana Presiden AS Donald Trump merombak jajaran pejabat The Fed (bank sentral AS) menambah kekhawatiran pasar," ujarnya. Penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Husset, mengatakan Trump sedang mempelajari apakah dapat memecat Ketua The Fed, Jerome Powell.
Sikap Trump memicu kekhawatiran akan independensi bank sentral AS ke depan, sehingga menimbulkan riak di pasar keuangan. Pada saat bersamaan, para investor juga mencermati data ekonomi terbaru AS yang akan dirilis pekan ini.
"Misalnya Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur dan jasa per April 2025 yang diprediksi melemah," ujar Ibrahim. Menurut dia, rilis data ekonomi sepanjang pekan ini akan menunjukkan dampak kebijakan tarif terhadap perekonomian.
Dari sisi geopoplitik, konflik Rusia dan Ukraina kembali memanas setelah gencatan senjata saat libur Paskah. AS masih melanjutkan perundingan mengenai nuklir dengan Iran dan disebut-sebut mencapai kemajuan.
Di dalam negeri, Ibrahim mencermati rilis kinerja ekspor dan impor Indonesia oleh Badan Pusat Statistik. "Neraca perdagangan Indonesia per Maret 2025 masih surplus USD4,33 miliar, naik USD1,23 miliar dibandingkan bulan sebelumnya," ucapnya.
Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus selama 59 bulan beruntun sejak Mei 2020. Surplus neraca perdagangan Maret 2025 ditopang surplus neraca perdagangan komoditas nonmigas sebesar USD6 miliar.(*)