
Rupiah Ditutup Melemah pada Posisi Rp16.891/Dolar AS
1 menit baca
Nilai tukar rupiah masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Selasa (8/4/2025) sore. Menurut Bloomberg, rupiah turun 0,41 persen atau 69 poin menjadi Rp16.891 per dolar AS.
Analis pasar uang, Lukman Leong, mengatakan pelemahan rupiah disebabkan sikap pelaku pasar yang khawatir akan eskalasi perang dagang. "Pelemahan rupiah juga akibat akumulasi sentimen pasar yang menghindari risiko (risk off) selama libur Lebaran," ujarnya.
Menurut Lukman, sentimen global sebenarnya mulai sedikit pulih. Namun, hal ini belum cukup untuk mendorong penguatan nilai tukar rupiah.
Melihat kondisi tersebut, Lukman khawatir pelemahan rupiah bukan tidak mungkin menyentuh level Rp17.000 atau bahkan Rp18.000. "Semuanya tergantung pada sejauh mana Bank Indonesia (BI) mengintervensi pasar untuk mencegah rupiah melemah lebih dalam," ujarnya.
Sementara itu, BI menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. "Kami akan intervensi secara agresif sejak awal pembukaan perdagangan,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso.
Menurut dia, BI akan intervensi di semua lini, baik di pasar spot maupun pasar domestic non-deliverable Forward (DNDF). "Kami juga akan membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder dan mengoptimalkan intsrumen likuiditas rupiah," ujarnya.