
Pendakian Gunung Gede Pangrango Ditutup Sementara
0 menit baca
Pendakian Gunung Gede-Pangrango ditutup sementara seiring meningkatnya gempa vulkanik gunung tersebut. Penutupan Pendakian dilakukan mulai tanggal 3 April hingga 7 April 2025.
"Penutupan sementara ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Adhi Nurul Hadi, melalui keterangan tertulisnya, Rabu (2/4/2025).
Kepada para calon pendaki yang sudah melakukan pendaftaran pada tanggal 3 April 2025 dan seterusnya, agar dapat melakukan 𝘳𝘦𝘴𝘤𝘩𝘦𝘥𝘶𝘭𝘦 atau perubahan jadwal.
Berdasarkan informasi yang dikeluarkan Badan Geologi, Kementerian ESDM, aktivitas atau peningkatan gempa vulkanik Gunung Gede pada Selasa (1/4/2025) pada pukul 00.00-06.00 WIB mencapai 21 kejadian. Padahal, seharusnya dalam satu hari normalnya hanya 0-1 kali.
Selama penutupan diperpanjang, pihak Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menyiagakan puluhan petugas untuk mengantisipasi pendaki ilegal yang melakukan pendakian, karena dapat mengancam keselamatan. Bahkan, patroli bersama dilakukan bersama masyarakat di sekitar kaki gunung.
Sebelumnya, Badan Geologi Kementerian ESDM menyampaikan, aktivitas Gunung Gede kembali menunjukkan peningkatan signifikan. Dalam enam jam terakhir, tercatat 21 kali gempa Vulkanik Dalam (Gempa Vulkanik Tipe A/VA), dengan jumlah yang jauh melebihi rata-rata harian bulan sebelumnya.
Badan Geologi Kementerian ESDM Mineral melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada. Terutama, terhadap potensi letusan freatik dan hembusan gas beracun di sekitar kawah.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid menjelaskan bahwa lonjakan aktivitas kegempaan ini cukup signifikan dibandingkan kondisi sebelumnya.
"Pada tanggal 1 April 2025 dalam rentang pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, terjadi peningkatan gempa Vulkanik Dalam (VA) hingga mencapai 21 kejadian. Sebagai perbandingan, rata-rata kejadian Gempa Vulkanik Dalam di Gunung Gede selama periode 1-31 Maret 2025 hanya berkisar 0-1 kali per hari," kata Wafid di Bandung, Selasa (1/4/2025).
Menurut dia, peningkatan aktivitas ini menunjukkan adanya tekanan yang meningkat di dalam tubuh Gunung Gede. Kondisi ini berpotensi menyebabkan letusan freatik atau hembusan gas berbahaya jika konsentrasinya terlalu tinggi.
Meski aktivitas vulkanik meningkat, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) belum menaikkan status Gunung Gede dari Level I (Normal).(*)