Menag Jelaskan Sejarah dan Warna Hajar Aswad
Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, mengungkap asal-usul Hajar Aswad dalam sejarah Islam dalam siaran langsung Bimbingan Haji Nasional 1446 H/2025 M. Penjelasan ini disampaikannya melalui kanal YouTube resmi Kementerian Agama, Sabtu (19/4/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Nasaruddin menjelaskan bahwa Hajar Aswad awalnya bukan berwarna hitam sebagaimana terlihat saat ini. Dalam sejumlah riwayat, batu tersebut dikenal dengan nama Hajar Abyad, yaitu batu pualam putih yang berasal dari surga.
Menteri Agama menuturkan bahwa Hajar Aswad merupakan bagian dari struktur rumah pertama yang dibangun oleh Nabi Ibrahim. Batu itu mengalami perubahan warna menjadi hitam akibat pengaruh waktu serta akumulasi dosa-dosa manusia sepanjang zaman.
Ia juga menambahkan bahwa Hajar Aswad memiliki nilai simbolik dan spiritual tinggi dalam Islam. Batu tersebut menjadi titik awal tawaf dan merupakan salah satu tempat yang dihormati oleh umat Muslim di seluruh dunia.
Menurut penjelasan Nasaruddin, bagian asli dari Hajar Aswad saat ini hanya tersisa tujuh pecahan kecil. Pecahan tersebut berukuran seukuran biji kemiri dan merupakan sisa dari batu besar yang pernah dicuri oleh kelompok Bani Qarmath pada abad ke-10 Masehi.
Setelah dicongkel dan dibawa pergi, pecahan Hajar Aswad sempat hilang selama tiga tahun. Batu tersebut akhirnya ditemukan kembali dan kemudian dikembalikan ke tempat asalnya, lalu disusun dalam bingkai perak di sudut Ka'bah.
Kini, Hajar Aswad menjadi bagian penting dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Jutaan jamaah berlomba-lomba mencium atau menyentuh batu tersebut sebagai bagian dari rangkaian ibadah yang sarat makna spiritual.(*)