Jumat, 2 Mei 2025
Cuaca 0oC
BREAKING NEWS

Mangkunegaran Solo Adakan Syawalan, Setelah 10 Tahun Vakum

Istana Mangkunegaran Solo kembali menggelar acara “Syawalan”, Senin (7/4/2025), setelah sekitar 10 tahun tidak diadakan. Tradisi Syawalan di Mangkunegaran telah berlangsung sejak KGPAA Mangkunagoro I, pendiri dinasti itu pada abad ke-18. 

KGPAA Mangkunagoro X sedang bersalaman dengan kerabat istana dalam acara Riyaya Kupat Syawalan. Senin (7/4/2025)

Dalam undangan yang beredar, acara ini disebut “Riyaya Kupat, Halalbihalal Syawalan”. Acara ini digelar tanggal 7 April bertepatan dengan 8 Syawal. 

Dalam tradsi masyarakat Jawa tanggal 8 Syawal adalah hari raya bagi mereka yang menunaikan ibadah puasa Syawal. Puasa Syawal dilakukan mulai tanggal 2 sampai tanggal 7 Syawal. 

Pada tanggal 8 Syawal, Puasa Syawal diakhiri dengan "Bakda (Riyaya) Kupat". Mangkunegaran tampaknya ingin menjaga tradisi yang sudah turun temuran masyarakat Islam di Jawa.   

Penguasa Istana Mangkunegaran, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunagoro X, mengatakan dirinya senang Mangkunegaran kembali mengadakan Syawalan. 

"Seneng hari ini bisa silahturahmi dengan keluarga, abdi dalem dan masyarakat di sekitar dan dari luar kota. Ternyata masih banyak yang sedang berlibur di Solo atau sedang mudik bisa bersilaturahmi sama-sama," ucap KGPAA Mangkunegara X.

Lebih lanjut, KGPAA Mangkunegara X berharap dengan kembali diadakannya Syawalan, Mangkunegaran bisa terus semakin dekat dengan masyarakat dan bisa merayakan momen spesial bersama-sama.

"Semoga Mangkunegaran bisa terus semakin dekat dengan masyarakat dan bisa merayakan momen spesial dikehidupan kita semua.” 

Pengageng Kawedanan Panti Budaya di Pura Mangkunegaran, Ancillasura Marina Sudjiwo (Gusti Sura), mengatakan Syawalan akan berlanjut disetiap tahunnya. "Acara ini akan berlangsung setiap tahun, berdasarkan prinsip Hanebu Sauyun,” katanya. 

Hanebu Sauyun adalah sebuah filosofi yang dipegang erat sejak pahlawan nasional Pangeran Sambernyawa (kelak Mangkunagoro I). Pangeran Sambernyawa menghendaki agar seluruh kerabat, abdi dalem dan masyakat hidup rukun bersatu padu. 

Mangkunagoro I menyadari bahwa perjuanganya melawan penjajah telah dibantu sepenuhnya oleh seluruh lapisan masyakat berbagai etnis dan agama. Bersatu Pangeran Sambernyawa dengan rakyat bagaikan batang tebu yang direndam air (hanebu sauyun). Mereka tak bisa dibedakan satu sama lain.   

“Acara syawalan ini untuk mengumpulkan seluruh kerabat Mangkunegaran dan juga abdi dalem, untuk bersilahturahmi," kata Gusti Sura.

Di lihat dari bentuk acaranya, “Syawalan” di Mangkunegaran kurang lebih seperti acara halal bi halal. Sebagai penguasa Istana acara ini juga bisa disebut sebagai acara “open House” KGPAA Mangkunagoro X. 

Hal ini berbeda dengan ritual adat “Grebeg Syawal” di Keraton Kasunanan Surakarta. Grebeg Syawal adalah ritual arak-arakan sedekah dari Raja Kasunanan Surakarta Paku Buwono untuk diserahkan kepada Masjid Agung. Di Masjid Agung ini masyarakat boleh mengambil sedekah dari raja itu.


 
  Gambar Iklan
 
Hide Ads Show Ads