Breaking News :
Kisah Mat Sam, Pencari Intan dari Kampung Cempaka yang Menjadi Ironi Terbesar

Kisah Mat Sam, Pencari Intan dari Kampung Cempaka yang Menjadi Ironi Terbesar

Pada tahun 1965, sebuah kisah luar biasa terjadi di Kampung Cempaka, Kalimantan Selatan. 
Kisah Mat Sam, Pencari Intan dari Kampung Cempaka/(ilustrasi/@pixabay)

Mat Sam, seorang pencari intan tradisional, bersama rekan-rekannya menemukan sebuah intan langka seberat 166,75 karat. 

Intan raksasa berwarna biru kemerahan itu begitu memukau sehingga dikabarkan nyaris sebanding dengan berlian legendaris Koh-i-Noor. 

Temuan tersebut mencuri perhatian nasional dan mendapatkan pemberitaan luas melalui media seperti Harian Pikiran Rakjat. 

Berdasarkan arsip Nusantara tertanggal 15 Agustus 1967, intan tersebut pada masanya memiliki nilai setara dengan 15 juta gram emas. 

Jika dikonversi menggunakan harga emas 2024, nilai intan itu diperkirakan mencapai lebih dari Rp15 triliun.

Ironisnya, meskipun penemuan intan raksasa ini menyimpan kekayaan fantastis, Mat Sam dan kawan-kawan tidak pernah menikmati hasil temuannya. 

Otoritas Kabupaten Banjar segera mengamankan intan tersebut dan membawanya ke Jakarta untuk diserahkan langsung kepada Presiden Soekarno. 

Harta karun tersebut rencananya akan digunakan sebagai modal pembangunan Kalimantan Selatan serta pengadaan teknologi pertambangan intan. 

Sebagai bentuk apresiasi, Mat Sam beserta empat temannya dijanjikan hadiah perjalanan ibadah haji gratis. Janji manis tersebut sempat menyulut harapan besar di hati mereka.

Namun, realitas tidak seindah janji. Dua tahun setelah penemuan, pada 11 September 1967, laporan Kompas mengungkap bahwa kelima pencari intan itu masih hidup dalam kondisi serba kekurangan. 

Mereka belum mendapatkan kompensasi nyata atas penemuan bersejarah tersebut. 

Hingga saat ini, belum ada catatan lanjutan mengenai pemenuhan hak atau penghargaan yang semula dijanjikan. 

Nasib tragis Mat Sam dan intan raksasa yang ia temukan tetap menyisakan tanda tanya, menjadi bagian dari catatan kelam pengelolaan kekayaan sumber daya alam Indonesia yang seringkali penuh ironi.(*)
BERITA TERKINI
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar