Cegah Perceraian, BP4 Diminta Rumuskan Konsep Sakralisasi Perkawinan
Menteri Agama Nasaruddin Umar meminta Badan Penasihatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4) untuk merumuskan konsep sakralisasi perkawinan. Terutama, di tengah fenomena meningkatnya angka perceraian.
Hal tersebut disampaikan Menag dalam Rakernas BP4 tahun 2025, di Jakarta, Selasa (22/4/2025). Rakernas tahun ini mengangat tema "Dengan Cinta Menuju Keluarga Bahagia".
“BP4 harus mampu menciptakan konsep bagaimana caranya menyakralkan perkawinan. Jangan sampai ada kekerasan dalam rumah tangga, karena perkawinan itu sakral,” kata Nasaruddin.
Sebelumnya, Menag menyampaikan keprihatinannya atas tingginya angka perceraian. Menurutnya, perceraian menjadi salah satu penyebab terjadinya krisis ketahanan keluarga yang perlu segera ditangani melalui pendekatan spiritual, sosial, dan psikologis.
“Kalau terjadi perceraian, efek dominonya luar biasa. Korban utamanya sudah pasti perempuan dan anak. Kita tidak boleh membiarkan ini terus terjadi,” ujarnya.
Selain itu, Nasaruddin juga menekankan perlunya penguatan kelembagaan BP4 di daerah. Ia mengatakan, dukungan anggaran dari pemerintah daerah dapat menunjang operasional dan kegiatan pembinaan keluarga di wilayah masing-masing.
“Organisasi BP4 perlu diperkuat hingga tingkat daerah. Untuk itu, kami melobi kepada Kementerian Dalam Negeri agar pemerintah daerah dapat mengalokasikan anggaran pembinaan BP4 secara maksimal,” katanya.
Menutup sambutannya, Menag menyebut bahwa upaya menyelamatkan rumah tangga merupakan pekerjaan yang sangat mulia. “Mari kita melakukan pekerjaan suci ini dengan niat yang tulus,” ucapnya.
Rakernas BP4 yang digelar pada 22 hingga 24 April 2025 di Jakarta diikuti sebanyak 83 orang. Para peserta terdiri dari pengurus BP4 Pusat serta perwakilan BP4 Provinsi.(*)