Breaking News :
WEB UTAMA
Buah Golden Berry yang Mendunia: Peluang Ekspor Melonjak di Tengah Tren Gaya Hidup Sehat Global

Buah Golden Berry yang Mendunia: Peluang Ekspor Melonjak di Tengah Tren Gaya Hidup Sehat Global

Buah ciplukan, atau yang lebih dikenal sebagai golden berry, semakin mencuri perhatian pasar global. 

Buah kecil asal Indonesia ini tidak hanya lezat, tetapi juga kaya manfaat kesehatan, mulai dari menangkal radikal bebas hingga membantu melawan kanker. 
Buah Golden Berry/(ilustrasi/@pixabay)

Di tengah maraknya tren gaya hidup sehat, permintaan ciplukan kering terus meningkat di berbagai negara, menjadikannya komoditas ekspor yang sangat potensial.

Ciplukan memiliki bentuk bulat kecil dengan lapisan tipis menyerupai kepompong. 

Buah ini kaya akan antioksidan, vitamin A, B, C, E, dan K1, serta mineral esensial yang mendukung kesehatan tubuh. 

Kegunaannya sebagai antioksidan efektif untuk menangkal radikal bebas, sehingga berperan dalam mencegah penuaan dini dan berbagai penyakit serius, termasuk kanker dan hepatitis. 

Selain itu, kandungan nutrisinya juga mendukung sistem kekebalan tubuh, menjadikan ciplukan pilihan yang sangat tepat untuk dikonsumsi sebagai bagian dari pola hidup sehat.

Di Indonesia, ciplukan banyak tumbuh secara alami di daerah beriklim tropis, salah satunya di Sumedang, Jawa Barat. 

Kondisi iklim yang ideal dengan suhu rata-rata 24,7°C dan curah hujan tinggi menjadikan kawasan Pamulihan di Sumedang sebagai sentra produksi utama. 

Petani lokal pun mulai membudidayakan ciplukan secara komersial guna memenuhi permintaan pasar internasional. 

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, Indonesia telah mengekspor ciplukan kering ke lima pasar utama: Vietnam, Amerika Serikat, Thailand, China, dan Singapura. 

Vietnam mencatat nilai impor terbesar mencapai US$1,11 juta, didukung oleh volume ekspor mencapai 306.109 kg.

Popularitas ciplukan kering semakin didorong oleh tren makanan sehat global. Di Amerika Serikat, buah ini banyak dijual sebagai snack sehat dan granola dengan harga mencapai US$15-20 per pon atau sekitar Rp314.000. 

Di negara lain seperti Thailand dan Vietnam, ciplukan diolah menjadi teh herbal dan camilan ringan yang sesuai dengan selera konsumen lokal. 

Dengan peluang yang sangat besar dan dukungan dari petani lokal, ciplukan berpotensi menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemasok utama golden berry di pasar dunia.(*)
BERITA TERKINI
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar