Belasan KK Mengungsi Akibat Pergerakan Tanah di Cimahi
0 menit baca
Sebanyak 12 kepala keluarga (KK) di RT 04 RW 19, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, terpaksa mengungsi ke rumah kerabat mereka akibat pergerakan tanah yang terjadi pada Senin 7 April 2025 sekitar pukul 04.30 WIB. Peristiwa tersebut berdampak pada 10 rumah warga, dua di antaranya mengalami kerusakan cukup parah.
Ketua RT 04, Nurhendi, mengungkapkan bahwa sebelum kejadian, beberapa rumah warga sudah menunjukkan tanda-tanda keretakan pada dinding dan lantai. Dua rumah yang mengalami kerusakan paling parah adalah milik warga bernama Cepi dan Hendra.
"Yang paling terdampak adalah rumah Pak Cepi dan Pak Hendra. Saat ini bantuan mulai disalurkan, seperti air bersih dari BPBD Kota Cimahi, serta bantuan lainnya dari dinas terkait," ujar Nurhendi saat dikonfirmasi, Senin (7/4/2025).
Ketua Forum Mitigasi Bencana Wilayah Kota Cimahi, Panji, menjelaskan bahwa pihaknya telah melaporkan indikasi awal berupa retakan di sejumlah rumah kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai upaya antisipasi. Ia menilai mitigasi penting dilakukan guna mencegah risiko yang lebih besar.
“Laporan ini disampaikan sebagai langkah mitigasi agar potensi bencana lebih besar bisa dicegah,” ujar Panji.
Ia menambahkan, kondisi tanah yang labil berpotensi menyebabkan rumah-rumah tersebut roboh dan membahayakan keselamatan jiwa. Namun hingga saat ini, para korban masih memilih mengungsi ke rumah keluarga terdekat sehingga belum ada kebutuhan mendesak untuk mendirikan tenda darurat atau posko pengungsian.
“Sementara ini para korban mengungsi ke sanak saudara terdekat dan belum ada kebutuhan mendirikan tenda,” pungkasnya.
 |
| Foto ilustrasi |
Pihak berwenang masih melakukan pemantauan di lokasi kejadian untuk mengantisipasi potensi pergerakan tanah susulan. Warga diimbau tetap waspada dan melaporkan segera jika muncul gejala keretakan baru.(*)
