Sabtu, 17 Mei 2025
Karawang 25oC
BREAKING NEWS

AS Naikkan Tarif Impor China hingga 245 Persen, Perang Dagang Makin Memanas

Pemerintah Amerika Serikat secara resmi menaikkan tarif impor terhadap produk asal China hingga menyentuh angka maksimum 245 persen. Kenaikan ini diumumkan melalui dokumen resmi Gedung Putih pada Selasa (15/4) malam waktu setempat dan menjadi bagian dari strategi Presiden Donald Trump dalam menekan dominasi ekonomi China.
Dua Presiden yang sedang perang tarif

Tarif sebesar itu diklaim sebagai respons terhadap tindakan balasan China dalam konflik perdagangan yang telah berlangsung beberapa tahun terakhir. Kenaikan tarif ini juga berbarengan dengan perintah eksekutif yang memulai penyelidikan keamanan nasional terkait ketergantungan AS terhadap impor mineral olahan kritis.

“AS perlu memastikan bahwa tidak bergantung secara strategis pada negara lain, terutama untuk sektor-sektor vital,” bunyi pernyataan resmi Gedung Putih.

Implikasi Global
Langkah agresif ini memperkuat sinyal bahwa perang dagang kedua negara belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Penguatan tarif tidak hanya berdampak pada eksportir China, tetapi juga memicu kekhawatiran di pasar global terkait inflasi harga, terganggunya rantai pasok, dan ketidakpastian investasi.

Ekonomi China yang selama ini mengandalkan sektor ekspor juga diprediksi akan tertekan, khususnya dalam penetrasi pasar AS. Sementara bagi konsumen Amerika, lonjakan tarif berpotensi menaikkan harga barang kebutuhan berbasis elektronik dan industri teknologi lainnya.

Respon China
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Luar Negeri China menegaskan bahwa tarif tinggi adalah inisiatif AS dan bahwa China hanya merespons untuk melindungi hak serta kepentingan sahnya.

“Tidak ada pihak yang menang dalam perang tarif. China tidak ingin berkonflik, namun juga tidak gentar jika dipaksa berkonfrontasi,” ujar juru bicara Lin Jian.

Di saat yang sama, China memperketat kebijakan ekspor terhadap mineral tanah jarang yang digunakan di sektor pertahanan dan teknologi tinggi, langkah yang dinilai sebagai tekanan balik terhadap strategi tarif AS.

China juga menunjuk Li Chenggang sebagai negosiator perdagangan yang baru. Sebagai mantan duta besar untuk WTO, Li diharapkan membawa pendekatan diplomasi yang lebih adaptif dan terbuka dalam mengelola konflik dagang ini.

Apa Selanjutnya?
Meski retorika mengeras, kedua negara tetap membuka ruang negosiasi. Pemerintahan Trump disebut tengah menjajaki perjanjian dagang dengan sedikitnya 15 negara yang potensial dijadikan mitra, sebagai bagian dari upaya memperluas pengaruh dagang global dan mengisolasi pengaruh Beijing.(*)


Hide Ads Show Ads