BREAKING NEWS
WEB UTAMA

Lagi Viral ‘War Takjil’, Yuk Ketahui Sejarah dan Tradisi Takjil Setiap Ramadan


Ramadan selalu menghadirkan suasana menarik ketimbang hari biasa. Salah satunya adalah tradisi berburu takjil jelang waktu buka puasa.(2/3/25).

Foto: Pedagang Takjil

Budaya berburu takjil ini kerap menghiasi sudut-sudut kota di Indonesia dan ini hanya bisa ditemui selama bulan Ramadan. Istilah war Takjil, yakni terjadi ketika orang-orang yang ngabuburit sambil membeli makanan ringan atau minuman manis di jalanan.

War Takjil ini merujuk pada istilah 'siapa cepat dia dapat'. Pasalnya, terkadang para pedagang takjil cepat habis dan laku keras sebelum tiba waktu berbuka.

Ini lantaran tidak hanya umat muslim yang membeli takjil tersebut. Tapi umat dari agama lain juga ikut mencari dan membeli takjil untuk meramaikan ngabuburit.

Budaya yang terbilang unik ini menunjukkan betapa kuatnya toleransi antar sesama di Indonesia. Apalagi kemeriahan tradisi ini tak bisa didapatkan di bulan-bulan lain.

Biasanya menjelang adzan magrib, jalanan dipenuhi oleh para pedagang yang menjajakan beragam hidangan khas Ramadan. Mulai dari kolak pisang yang manis dan hangat, es buah yang menyegarkan, hingga aneka gorengan yang selalu menggugah selera.

Kehadiran lapak-lapak ini tidak hanya menghidupkan perekonomian masyarakat. Tetapi juga menciptakan atmosfer kebersamaan yang khas di bulan suci.

Dikutip dari buku karya Idris tahun 2017 'Aku, Ramadan, dan Literasi', takjil adalah makanan pembatal puasa pada waktu buka puasa. Sangat disarankan berbuka dengan yang manis-manis untuk mengembalikan stamina tubuh setelah seharian berpuasa.

Secara harfiah, war takjil artinya adalah perang takjil. Namun, maknanya lebih mengarah pada fenomena berburu takjil secara massal menjelang waktu berbuka puasa.

Fenomena war takjil biasanya terjadi pada sore hari, ketika umat muslim bersiap untuk berbuka puasa. Pada waktu ini, banyak penjual makanan dan minuman yang menjajakan berbagai jenis takjil di sepanjang jalan atau pasar selama Ramadan.

Masyarakat berbondong-bondong mendatangi tempat-tempat tersebut untuk membeli takjil favoritnya. Kondisi ini menciptakan suasana ramai dan semarak, seolah-olah ada "perang" untuk mendapatkan takjil terbaik sebelum habis.

Menariknya, war takjil tidak hanya melibatkan umat muslim. Banyak juga masyarakat non-muslim yang turut serta dalam perburuan takjil ini.

Masyarakat non-muslim ikut membeli dan menikmati berbagai hidangan takjil yang tersedia. Salah satunya seperti Nadia (26), warga nonmuslim, Sabtu (1/3/2025).

"Iya, soalnya kemarin sempat viral di Tiktok, terus lihat, penasaran. Karena euforia Ramadan pengin ikutan aja, jajanannya enak-enak," kata Nadia di Pasar Takjil Benhil, Jakarta Pusat.

"Kebetulan saya non muslim, tapi kepengen ikut merayakan euforia teman-teman muslim beli takjil. Kan di Tiktok rame soal berburu takjil bagi kaum nonmuslim, jadi mau join the hype," katanya.

Hal ini mencerminkan tingginya toleransi dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia. War takjil juga bukan sekadar ajang jual beli makanan, tetapi juga ruang interaksi sosial masyarakat.

Partisipasi lintas agama dalam war takjil ini menunjukkan bahwa Ramadan bukan hanya milik umat Muslim. Namun, juga menjadi momen kebersamaan bagi seluruh masyarakat Indonesia.(*)

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar