
Tren Busana Muslim Lebaran Bergeser ke Arah Kasual
Desainer Ria Miranda menilai tren busana Muslim untuk menyambut Ramadhan dan Lebaran kini telah bergeser ke arah yang lebih kasual.
"Customer akan berpindah dari (kalangan) milenial ke generation (Gen Z), dari koleksi yang ditampilkan ready to wear sekarang jadi casual luxury, jadi ringan dipakai di keseharian," kata Ria dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Karena pada hari raya kebanyakan orang Muslim perlu banyak beraktivitas, Ria mengatakan, pakaian berbahan nyaman dan pakaian yang mendukung keleluasaan gerak jadi lebih digemari.
Dia mengemukakan bahwa kaum muda masa kini juga suka mengenakan busana longgar serta memadupadankan pakaian, seperti memadukan busana sopan dengan jins.
Pendiri IKYK Anandia Putri Harahap menilai konsumen sekarang lebih menyukai pakaian yang awet, dapat dipakai dalam waktu lama.
"Kalau dulu alhamdulillah ada baju baru saat Lebaran, sekarang bisa tidak baju itu dipakai dalam kurun waktu sampai lima tahun lagi," kata Putri.
Selain itu, menurut dia, pakaian berwarna putih masih menjadi pilihan banyak konsumen busana Lebaran karena dianggap sebagai representasi kesucian.
Namun, ia mengatakan, pakaian dengan corak warna bumi seperti cokelat mungkin banyak disukai pula.
Sementara itu, CEO ARTKEA Stripes Arvi Sardadi mengatakan bahwa wastra sekarang turut mewarnai koleksi busana Lebaran.
Kain-kain tradisional yang sebelumnya lebih banyak digunakan untuk pakaian formal, menurut dia, sekarang telah dihadirkan dalam busana-busana berdesain modern dengan orientasi pada kaum muda.
Pendiri Kami Istafiana Candarini juga mengatakan bahwa busana berbahan wastra sekarang telah menjadi salah satu pilihan bagi orang-orang yang suka mengeksplorasi gaya berpakaian.(*)