BREAKING NEWS :
Suasana Haru Warnai Salat Tarawih di Pengungsian Korban Bencana Pergerakan Tanah Tasikmalaya

Suasana Haru Warnai Salat Tarawih di Pengungsian Korban Bencana Pergerakan Tanah Tasikmalaya

Suasana haru menyelimuti pelaksanaan salat tarawih di pengungsian korban bencana pergerakan tanah di Desa Cikondang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, pada bulan suci Ramadan. 

Suasana Haru Warnai Salat Tarawih di Pengungsian Korban Bencana Pergerakan Tanah Tasikmalaya

Warga yang kehilangan tempat tinggal terpaksa melaksanakan ibadah di GOR desa yang kini dijadikan tempat pengungsian sementara. Meskipun berada dalam keterbatasan, mereka tetap khusyuk menjalankan ibadah.

Ibadah yang biasanya dilaksanakan di masjid kini harus dilaksanakan di tempat darurat. Di bawah atap GOR desa, warga berkumpul untuk menunaikan salat tarawih. 

Tanpa sajadah yang rapi berjejer dan tanpa lantunan ayat suci dari pengeras suara masjid, mereka beribadah di atas terpal seadanya. Meski demikian, kekhusyukan tetap terjaga.

Di tengah suasana haru, beberapa jamaah tidak dapat menahan air mata. Rasa kehilangan masih sangat terasa, terutama bagi mereka yang rumahnya telah hancur dan tidak bisa lagi ditempati. Meskipun dalam kondisi yang sangat terbatas, semangat untuk beribadah tetap menyala. 

Warga berencana untuk tetap melaksanakan kegiatan Ramadan lainnya, seperti kuliah subuh dan tadarus Al-Qur'an, di tempat pengungsian sebagai upaya untuk mempererat kebersamaan dan menjaga keimanan di tengah cobaan ini.

"Baru kali ini selama saya tinggal di Cikondang merasakan salat tarawih di pengungsian karena terdampak bencana alam, namun tidak mengurangi kekhikmatan kami dalam beribadah," ungkap Rukmana, Ketua MUI Desa Cikondang.

Bencana pergerakan tanah di Desa Cikondang telah meluas sejak akhir Januari 2025. 

Awalnya pergeseran tanah hanya sekitar 1 hingga 2 sentimeter per hari, namun kini mencapai 10 hingga 20 sentimeter per jam. 

Kondisi ini menyebabkan banyak rumah mengalami keretakan parah, bahkan ada yang roboh. 

Berdasarkan data terbaru, sebanyak 103 kepala keluarga (KK) atau 271 jiwa terdampak, dengan 88 KK atau 223 jiwa telah dievakuasi. 

Selain rumah warga, masjid dan madrasah di desa ini juga mengalami kerusakan berat akibat pergerakan tanah.

Meskipun menghadapi kesulitan, semangat warga untuk tetap melaksanakan ibadah Ramadan menunjukkan keteguhan hati mereka dalam menghadapi ujian besar ini

BERITA TERKINI
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar
WEB UTAMA
BREAKING SPORT NEWS _________________________________________________

    IKLAN