
Salat Idul Fitri Pertama Gubernur Dedi Mulyadi di Gasibu Bandung Dinodai Aksi Pencopetan
0 menit baca
Dedi Mulyadi mengikuti Salat Idul Fitri 1446 pertama sebagai Gubernur Jawa Barat di Lapangan Gasibu Bandung, Senin pagi, diwarnai aksi pencopetan beberapa barang milik beberapa jamaah.
Salah satu korban yang merupakan pria paruh baya ketika berbicara dengan masyarakat di sana, mengaku kehilangan uang tunai Rp2 juta dari tasnya, saat dia tengah bersalaman dengan warga.
Salah satu petugas keamanan Lapangan Gasibu Bandung, Aries N, membenarkan adanya aksi pencopetan di momen suci setahun sekali tersebut. Berdasarkan data yang masuk ada enam orang yang telah melaporkan diri sebagai korban pencopetan dengan berbagai barang yang hilang.
"Kurang lebih ada enam yang lapor. Kehilangannya handphone berbagai merk, dompet juga," kata Aries di lokasi.
Untuk kronologisnya, Aries mengaku mendapat laporan dari warga yang jadi korban pencopetan dan kehilangan barangnya, saat akan bersalaman dengan Dedi Mulyadi.
"Kronologinya sedang bersalaman dengan pak Gubernur. Karena kebetulan kan ini pak gubernur adalah tahun pertama menjabat dan menjalankan Salat Id di sini, kemudian jamaah membludak," ucapnya.
Petugas keamanan Lapangan Gasibu lainnya, Dede Rosadi, menceritakan bahwa kejadian pencopetan tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Tahun ini lebih banyak karena tadi jamaahnya membludak karena gubernur baru juga," ujar Dede
Untuk tindak lanjutnya, kata Dede, para korban disarankan dan diarahkan ke bagian informasi untuk kemudian pelaporan akan diteruskan ke pihak Keamanan Gedung Sate.
"Nah setelah membuat laporan, nanti tindak lanjutnya, diteruskan (diarahkan) ke pihak terkait seperti kepolisian," tutur Dede.
Saat berita ditulis terlihat tidak ada lagi warga yang masih bertahan baik di Gasibu atau di Gedung Sate, termasuk para korban pencopetan. Belum diketahui apakah mereka mengikuti arahan pihak keamanan untuk melaporkan ke polisi kejadian yang mencoreng ritual suci Salat Idul Fitri tingkat Jawa Barat tahun 2025 ini.(*)