
Kenaikan Harga Bawang Putih: Tantangan Ekonomi dan Tindakan Pemerintah
0 menit baca
Harga bawang putih yang terus meroket belakangan ini menjadi sorotan di berbagai daerah.
Harga bawang putih di beberapa wilayah bahkan telah menembus angka Rp50.000 per kilogram, jauh di atas harga acuan penjualan (HAP) sebesar Rp38.000 per kg yang ditetapkan pemerintah, 28/3/2025.
Lonjakan harga ini memberikan dampak signifikan terhadap masyarakat, terutama dalam sektor kuliner dan rumah tangga.
Kenaikan harga bawang putih bukanlah fenomena yang terjadi secara tiba-tiba. Menurut Kementerian Perdagangan (Kemendag), keterlambatan realisasi impor menjadi salah satu penyebab utama.
Namun, permasalahan ini tidak hanya sebatas keterlambatan impor. Ombudsman RI mengungkapkan bahwa lemahnya pengawasan dan kebijakan pemberian izin impor juga turut berperan besar dalam meningkatnya harga bawang putih.
Hal ini memicu reaksi keras dari masyarakat yang merasa dirugikan oleh ketidakstabilan pasokan bawang putih.
Ombudsman RI menyoroti bahwa seharusnya persetujuan impor (PI) tidak hanya berisi tenggat waktu pengiriman yang jelas, tetapi juga disertai sanksi bagi importir yang tidak memenuhi kewajibannya.
Ketidakpatuhan importir dalam memasok bawang putih sesuai jadwal mengakibatkan kekosongan stok dan lonjakan harga yang merugikan konsumen.
Yeka Hendra Fatika, salah satu anggota Ombudsman, menegaskan perlunya pemerintah lebih tegas dalam mengawasi dan mengevaluasi kinerja importir.
Kebijakan yang lebih dinamis dan transparan menjadi kunci agar masalah ini segera teratasi.
Kenaikan harga bawang putih membawa dampak luas, mulai dari sektor rumah tangga hingga industri kuliner.
Banyak usaha kecil yang mengalami kesulitan dalam mengatur harga jual karena kenaikan biaya bahan baku.
Selain itu, adanya ketidakpastian pasokan juga menimbulkan keresahan di kalangan konsumen.
Ombudsman RI mendesak agar pemerintah segera mengambil langkah korektif dengan memperketat pengawasan dan memberikan izin impor yang lebih selektif.
Pengawasan yang rutin dan evaluasi kinerja importir menjadi hal mendesak untuk mencegah kerugian lebih lanjut bagi masyarakat.
Dengan kondisi saat ini, masyarakat berharap agar langkah-langkah tegas segera diambil oleh pihak terkait.
Penanganan yang cepat dan tepat diyakini dapat meredam lonjakan harga dan menjaga stabilitas pasokan bawang putih di pasar domestik.
Perbaikan sistem impor dan peningkatan pengawasan adalah kunci agar kebutuhan bawang putih yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dapat terpenuhi dengan harga yang wajar.(*)