
Sehari Jelang Datangnya Bulan Suci Ramadhan, Tradisi Nyadran Mulai Jalankan Warga
0 menit baca
Nyadran atau sadranan adalah tradisi ziarah kubur yang dilakukan oleh masyarakat muslim di beberapa daerah di Indonesia, khususnya di pulau Jawa.
Tradisi ini biasanya dilakukan menjelang bulan Ramadhan atau pada bulan Sya'ban (kalender Hijriyah) atau Ruwah (kalender Jawa).(27/2/25)
Secara etimologi, Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta yaitu “Sraddha” yang memiliki arti keyakinan.
Tradisi ini diwujudkan dalam bentuk kegiatan membersihkan makam leluhur, menabur bunga, dan memanjatkan doa kepada Allah SWT untuk ampunan bagi arwah leluhur. Selain itu, masyarakat juga biasanya membawa makanan dan minuman untuk dinikmati bersama keluarga di area pemakaman. Ziarah kubur atau yang dikenal dengan istilah nyadran merupakan tradisi yang masih sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, sebelum bulan Ramadhan tiba.
Tujuan Ziarah Kubur bukan hanya sekadar mengunjungi makam leluhur. Namun lebih dari itu, ziarah kubur memiliki beberapa tujuan serta mengandung nilai-nilai luhur seperti:
• Penghormatan kepada leluhur: Nyadran atau ziarah kubur menjadi momen untuk mengirimkan doa dan wujud penghormatan dan bakti kepada leluhur yang telah meninggal dunia.
• Mengingatkan diri akan kematian: Ziarah kubur dapat mengingatkan bahwa setiap manusia pada akhirnya akan mengalami kematian, sehingga diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
• Menjaga silaturahmi: Momen nyadran seringkali menjadi ajang berkumpul bersama keluarga besar, sehingga dapat mempererat tali silaturahmi.
• Pelestarian budaya: Nyadran merupakan bagian dari tradisi dan budaya masyarakat Jawa yang perlu dilestarikan.
Dalam Islam sendri hukum ziarah kubur dalam Islam, hukumnya sunnah, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Dalam melakukan ziarah kubur, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan:
• Berpakaian sopan: Saat berziarah, usahakan untuk berpakaian sopan dan menutup aurat.
• Tidak berisik: Jagalah ketenangan selama berada di area pemakaman.
• Tidak menginjak kuburan: Hindari berjalan atau menginjak kuburan.
• Membaca doa: Bacalah doa untuk leluhur yang diziarahi.
• Tidak melakukan perbuatan syirik: Hindari perbuatan yang mengarah pada kesyirikan, seperti meminta-minta kepada kuburan.
Tradisi Nyadran di setiap daerah bisa berbeda-beda. Ada daerah yang memiliki tradisi membersihkan makam, menabur bunga, atau membawa makanan untuk disantap bersama keluarga di area pemakaman. Ziarah kubur atau nyadran adalah tradisi yang baik untuk dilakukan.
Selain untuk mendoakan leluhur, ziarah kubur juga dapat menjadi pengingat akan kematian dan mempererat tali silaturahmi. Tradisi Nyadran tidak hanya sekadar ziarah kubur, tetapi juga mengandung nilai-nilai spiritual dan sosial yang tinggi. Oleh karena itu, tradisi ini masih terus dilestarikan oleh masyarakat Indonesia hingga saat ini.(*)