Nasi Rasi: Warisan Kuliner Unik dari Cimahi yang Menggugah Selera
0 menit baca
Nasi Rasi merupakan salah satu kuliner khas dari Cimahi yang tidak hanya menggugah selera, tetapi juga kaya akan nilai sejarah dan tradisi. (28/2/25).
Terbuat dari beras singkong, nasi rasi dihasilkan melalui pengolahan ampas singkong yang diolah sedemikian rupa hingga membentuk butiran mirip nasi.
Tradisi ini telah lama dijaga oleh masyarakat Desa Cireundeu, Cimahi Selatan, sebagai upaya mempertahankan identitas kuliner mereka sejak hampir seabad yang lalu.
Pada awalnya, masyarakat Cireundeu mengonsumsi beras dari padi sebagai bahan pokok. Namun, pada tahun 1918, kesulitan dalam mendapatkan beras membuat mereka mencari alternatif lain.
Teknik pengolahan singkong yang ditemukan oleh Omah Asnamah pada tahun 1924 pun melahirkan nasi rasi.
Sejak saat itu, masyarakat desa ini mulai beralih menggunakan beras singkong sebagai simbol keuletan dan rasa hormat kepada leluhur.
Bahkan, terdapat keyakinan kuat di kalangan warga bahwa memakan nasi dari beras biasa akan menggoyahkan keteguhan mereka dalam menjalankan tradisi ini.
Sejarah nasi rasi merupakan cermin perjuangan masyarakat dalam menghadapi keterbatasan pangan.
Dari suatu kebutuhan mendesak, lahirlah inovasi pengolahan singkong yang menghasilkan nasi rasi dengan kandungan gula yang lebih rendah daripada nasi konvensional.
Filosofi di balik tradisi ini adalah penghargaan terhadap warisan leluhur dan upaya menjaga kemandirian pangan.
Hingga saat ini, sekitar 70 keluarga di Desa Cireundeu masih konsisten hanya mengonsumsi nasi yang terbuat dari singkong, sekaligus menjaga agar tradisi ini tidak tercampur dengan budaya makan nasi biasa.
Pembuatan nasi rasi dimulai dengan pemilihan singkong segar yang kemudian dikupas dan dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran. Selanjutnya, singkong digiling dan diperas menggunakan kain untuk mengekstrak sari pati.
Cairan sari pati diendapkan dan sisa ampasnya dijemur di bawah sinar matahari hingga kering sempurna. Setelah kering, ampas ditumbuk halus dan diayak untuk menghasilkan tepung rasi berkualitas. Untuk memasaknya, tepung rasi dicampur dengan sedikit air hingga membentuk butiran, kemudian dikukus selama kurang lebih 20 menit.
Hasilnya, nasi rasi siap disajikan sebagai pendamping lauk atau diolah menjadi nasi goreng yang lezat.
Dengan keunikan rasa dan nilai tradisional yang tinggi, nasi rasi tidak hanya mengenyangkan tetapi juga memberikan pengalaman kuliner yang berbeda.
Inilah bukti nyata kreativitas masyarakat Cimahi dalam mengolah bahan lokal menjadi hidangan istimewa yang diwariskan turun-temurun.(*)