Di Karawang, Telah Berproduksi Katalis Baru
0 menit baca
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu menyaksikan langsung peluncuran produk katalis baru yang dihasilkan PT Katalis Sinergi Indonesia, Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.(26/2/25).
"Kami mengapresiasi peluncuran dua produk katalis baru PT Katalis Sinergi Indonesia. Tentu pemerintah sangat mendukung," kata Todotua saat peluncuran produksi pertama dua katalis baru PT Katalis Sinergi Indonesia di Karawang.
Ia menyampaikan produksi katalis dalam negeri sejalan dengan misi pemerintah untuk migrasi menuju energi terbarukan dan ramah lingkungan, serta mendukung hilirisasi industri dalam negeri dan hal tersebut menjadi bagian dari Asta Cita Presiden.
Menurut dia, langkah tersebut merupakan wujud nyata dukungan terhadap program hilirisasi industri dan transisi energi yang dicanangkan pemerintah.
Menurut dia, keberadaan pabrik katalis di wilayah Cikampek, Karawang, Jawa Barat dapat mendorong kemandirian hilirisasi energi. Karena selama ini untuk kebutuhan katalis, masih impor.
Ia menyampaikan, dengan adanya pabrik katalis, diharapkan Indonesia akan mencapai kemandirian dan tidak lagi tergantung kepada impor.
Katalis merupakan zat yang bisa mempercepat dan mengarahkan reaksi kimia saat mengkonversi suatu bahan baku menjadi bahan lain yang diinginkan, dilansir dari Antara (26/2/25).
Seperti dalam pembuatan bahan bakar nabati, katalis berfungsi untuk mempercepat reaksi dalam proses perubahan minyak sawit atau minyak buah jarak menjadi bahan bakar nabati (BBN), baik itu bensin, biosolar bahkan bahan bakar pesawat terbang atau avtur.
Direktur Utama PT Katalis Sinergi Indonesia, Hadiyanto menyampaikan dua produk katalis yang baru diluncurkan ialah katalis SGB VII dan katalis jenis ME-Kat 200.
Untuk katalis SGB VII berfungsi untuk mendukung industri biofuel atau bahan bakar organik. Katalis ini juga berfungsi untuk memisahkan sulfur dalam proses produksi di PT Kilang Pertamina Internasional di Kasim, Papua.
Sedangkan katalis jenis ME-Kat 200 berfungsi untuk memproses metil ester atau minyak nabati menjadi fatty alcohol atau alkohol lemak. Zat itu biasa digunakan dalam berbagai bahan yang terkait dengan bahan bakar seperti cat, pelapis, termasuk farmasi. PT Katalis Sinergi Indonesia yang berdiri di atas lahan seluas 2 hektare di Kawasan Industri Kujang Cikampek mulai beroperasi dua tahun lalu.
Pabrik ini adalah hasil dari sebuah konsorsium, yang didalamnya terdapat PT Pertamina Lubricants (38 persen), PT Pupuk Indonesia melalui Pupuk Kujang (37 persen) dan PT Rekacipta Inovasi ITB (25 persen).
Saat ini, PT Katalis Sinergi Indonesia sudah bisa memproduksi katalis hydrotreating sebagai bahan penting dalam pembuatan bahan bakar nabati yang mengubah minyak sawit menjadi minyak diesel (D100). Selain itu, juga bisa membuat katalis oleochemical untuk beragam industri.
Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 800 ton per tahun.
Saat berdiri dua tahun lalu, ada tujuh jenis katalis yang diproduksi, tapi saat ini PT Katalis Sinergi Indonesia sudah bisa membuat 13 jenis produk katalis. Produknya itu ialah sembilan jenis katalis hydrotreating dan empat jenis katalis oleochemical.(*)