Lima Alasan Tahun Baru Identik dengan Bakar-Bakar
Salah satu tradisi yang selalu dilakukan di malam Tahun Baru adalah bakar-bakar, entah itu daging, ikan, atau jagung. Tradisi ini seperti ritual wajib yang mempertemukan keluarga dan teman-teman di bawah langit malam, dengan penuh harapan.
Namun, pernahkah Anda berpikir, mengapa Tahun Baru identik dengan bakar-bakar? Dikutip dari berbagai sumber, jawabannya jelas tidak sesimpel karena kegiatan ini seru dilakukan bersama-sama, tapi ada sejarah panjangnya.
1. Asal Muasal Barbeku dari Peragaan Komunal
Tradisi bakar-bakaran sehubungan erat dengan perkataan komunal yang sudah berlangsung sejak zaman kuno. Masyarakat Yunani kuno misalnya, barbeku dilakukan sebagai bagian dari ritual persembahan kepada dewa.
Umumnya, hewan seperti domba atau kambing dipanggang dalam upacara keagamaan ini. Dagingnya lalu dibagikan kepada seluruh komunitas sebagai simbol kebersamaan.
2. Simbol Harapan dan Keberuntungan di Awal Tahun
Di banyak budaya, makanan yang dibakar di atas api terbuka sering dianggap sebagai simbol harapan baru. Tradisi ini terlihat jelas di masyarakat Asia Tenggara.
Memasak makanan di atas api diyakini membuat energi buruk di tahun sebelumnya hilang. Energi buruk ini kemudian diganti dengan harapan baru di tahun yang akan datang.
3. Praktis untuk Merayakan Tahun Baru Bersama di Luar Ruangan
Salah satu alasan bakar-bakaran jadi pilihan favorit, karena kegiatan ini sangat praktis dilakukan. Aktivitas ini memungkinkan orang terlibat dalam menyiapkan bumbu bakar, ketika keluarga atau teman berkumpul di malam Tahun Baru.
Kegiatan ini merupakan solusi ideal untuk perayaan melibatkan banyak orang. Sebab, jika dilakukan sendirian, proses memasak akan memakan waktu lama.
4. Warisan Kolonial dan Penyebaran Budaya Barbeku
Tradisi bakar-bakaran di malam Tahun Baru mungkin punya kaitannya dengan pengaruh kolonial Belanda. Sebab, tidak jarang mereka mengandalkan masyarakat lokal untuk memasak.
Hasilnya adalah kombinasi unik yang kita kenal sekarang. Barbeku bukan sekedar memanggang steik, tapi juga bakar sate, ayam, bahkan ikan.
5. Rasa Unik dan Teknik Memasak yang Berbeda
Saat makanan dipanggang di atas bara, terjadilah proses yang disebut sebagai reaction. Ini merupakan reaksi kimia antara gula dan protein sugi tinggi.
Proses ini kemudian menciptakan lapisan kecokelatan yang memberikan rasa gurih. Aroma harum, dan tekstur yang renyah pada makanan seperti daging, ikan, atau sayuran.