Banjir di Kabupaten Cirebon: 2.430 Jiwa di 5 Kecamatan Terdampak
Penjabat (PJ) Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, meninjau sejumlah wilayah terdampak banjir di Kabupaten Cirebon pada Sabtu, (18/1/2025). Peninjauan dilakukan bersama sejumlah pihak untuk memastikan langkah penanganan bencana banjir yang terjadi sejak Jumat malam (17/1/2025).
PJ Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, mengatakan bahwa banjir telah melanda 5 kecamatan dengan total 8 desa terdampak di Kabupaten Cirebon. Berdasarkan data sementara, sekitar 2.430 jiwa menjadi korban banjir, dengan 606 rumah terendam.
“Kita mencoba keliling ke beberapa titik yang terdampak banjir ya ada 5 kecamatan dengan 8 desa yang terdampak. Dari sisi jumlah jiwa yang terdampak itu ada di. 2.430 yang terdampak kemudian di beberapa titik tadi kita coba lihat sudah mulai surut ya. Nah kemudian di sana masih ada perumahan yang memang harus kita lakukan penyedotan airnya,” ucapnya.
Ia menjelaskan beberapa kerusakan infrastruktur yang terdampak banjir diantaranya sejumlah bagunan, pagar pembatas, jembatan serta tebing penahan tanah di sekitar sungai juga yang mengalami kerusakan. Pada peristiwa ini tidak ada korban jiwa, namun dilaporkan ada sejumlah warga yang terluka dan telah mendapatkan pengobatan.
Dalam upaya penanganan pemerintah Kabupaten Cirebon bersama dinas terkait telah mengirimkan bantuan berupa makanan, air bersih, dan peralatan kebersihan ke lokasi pengungsian dan rumah warga yang terdampak.
Dijelaskannya kondisi di beberapa titik sudah mulai surut, tetapi di beberapa area masih perlu dilakukan penyedotan. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan dinas untuk melakukan upaya pembersihan ruangan maupun sampah pasca terjadinya banjir.
“Makanan tadi pagi kita telah berikan, kemudian makan siang juga telah kita siapkan bagi warga yang masih mengungsi. Kemudian air bersih dari yang beberapa terdampak, kita kirim ke beberapa titik yang membutuhkan. Untuk pembersihan dibeberapa titik langsung ditangani petugas damkar, dan kemudian sampahnya oleh DLH tadi juga sudah mulai untuk diangkut-angkut,” katanya.
Saat ini Pemerintah Kabupaten Cirebon juga tengah menginventarisasi kerusakan dan memprioritaskan langkah penanganan pasca terjadinya banjir. Dalam upaya jangka panjang pihaknnya telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk upaya normalisasi sungai dan penanganan di titik-titik rawan banjir.
Sementara itu Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Sophi Zulfia yang juga meninjau di salah satu titik terdampak banjir yakni di kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khairiyah mengatakan bahwa banjir yang terjadi kali ini cukup parah. "Ini pertama kalinya banjir besar terjadi di lokasi ini. Kami akan berupaya membangun komunikasi dengan pemerintah provinsi dan pusat untuk memastikan langkah-langkah penanganan banjir ini,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama Pimpinan Pondok Pesantren Al Khairiyah Cirebon, Habib Miqdad Bin Gasim Baharun menjelaskan bahwa hujan pada Jumat malam cenderung ringan, namun, tiba-tiba air datang dengan deras, menghantam tiga gerbang utama, masjid, kantor, dan 6 rumah dinas. Meski demikian, pihaknya tetap bersyukur karena tidak ada korban jiwa.
“Santri kisaran 1.500 Putra 500 Putri, adapun kronologis kami ya jujur tidak pernah membayangkan akan terjadi musibah ini. Karena sampai pukul 20.00 WIB itu hujan di sini yang sangat kecil. Tapi subhanallah tiba-tiba air dating menghantam pagar pesantren sampai merobohkan 3 gerbang kita masuk ke mesjid, kemudian ke kantor kemudian ada 6 unit rumah dinas guru,” katanya.
Proses belajar mengajar di pesantren untuk sementara dihentikan, namun dengan bantuan berbagai pihak, ia optimistis kegiatan akan segera kembali normal.
“Hari ini ya kita off dulu, mudah-mudahan berkat bantuan dari Pemkab Cirebon dalam waktu dekat kita bisa memulai lagi proses pembelajaran dan seterusnya,” ucapnya.(*)