BREAKING NEWS :
Mode Gelap
Artikel teks besar

Tertangkap Kamera, 3 Macan Tutul Jawa Native Gunung Ciremai

Kamera jebak yang dipasang oleh tim monitoring Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) berhasil merekam keberadaan tiga individu Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) asli kawasan Gunung Ciremai selama periode Juni hingga Desember 2024. Ketiga individu tersebut terdiri dari dua macan kumbang jantan bercorak tutul hitam dan satu macan jantan bercorak tutul terang.

Macan Tutul Jawa tertangkap kamera jebak di Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai. Doc/Balai Taman Nasional Gunung Ciremai.

“Keberhasilan ini menunjukkan bahwa populasi Macan Tutul Jawa asli kawasan Gunung Ciremai masih bertahan di habitatnya. Ini menjadi kabar baik untuk konservasi satwa liar,” ujar Toni Anwar, Kepala Balai TNGC, saat dihubungi melalui sambungan seluler, pada Senin (23/12/2024).

Dijelaskan Toni, TNGC juga terlibat dalam Javan Wild Leopard Survey (JWLS), program yang bertujuan memetakan struktur populasi Macan Tutul Jawa di seluruh Pulau Jawa. 

Dijelaskannya, program ini diinisiasi oleh Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Sumber Daya Genetik (KKHSG) dengan dukungan Yayasan SINTAS Indonesia.

“Survei ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih komprehensif terkait populasi Macan Tutul Jawa, khususnya di kawasan TNGC, pada tahun 2025 mendatang,” ujarnya.

Toni menambahkan selain individu asli, kamera jebak juga mendeteksi keberadaan Rasi, macan betina bercorak tutul terang yang dilepasliarkan pada tahun 2022. 

“Macan Rasi terakhir terpantau pada Juli 2024. Dengan demikian, total individu yang terdeteksi pada 2024 adalah empat ekor, terdiri dari tiga individu asli dan satu individu hasil introduksi,” katanya.

Adapun macan kumbang introduksi lainnya, Slamet Ramadhan, yang dilepasliarkan pada tahun 2019, terakhir kali terpantau pada April 2023.

Keberhasilan ini merupakan hasil kerja sama antara Balai TNGC, Yayasan SINTAS Indonesia, dan masyarakat mitra konservasi. Yayasan SINTAS berperan dalam mendukung desain survei, penerapan metode monitoring, hingga pengolahan data.

“Kami sangat berterima kasih kepada masyarakat mitra yang turut mendampingi selama kegiatan monitoring dan memberikan informasi keberadaan satwa di lapangan,” ucapnya.(*)

Posting Komentar
Tutup Iklan