BREAKING NEWS :
Mode Gelap
Artikel teks besar

HIV di Jabar Meningkat, Dinkes Jabar Beberkan Penyebabnya

Dinas Kesehatan Jawa Barat (Dinkes Jabar) mencatat adanya peningkatan jumlah kasus HIV di wilayahnya pada tahun 2024. Sejak Januari hingga akhir tahun ini, ada 9.625 kasus baru HIV, yang sebagian besar ditemukan pada kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).

Foto ilustrasi

Kepala Dinkes Jabar, Vini Adiani Dewi, menyatakan, pihaknya terus berupaya menekan angka prevalensi HIV melalui berbagai program strategis, termasuk penguatan ketahanan keluarga. Diharapkan pada tahun 2025, angka kasus HIV dapat menurun.

“Berharapnya sih turun ya 14 persen gitu. Tapi pada inti utamanya bukan prestasi, tapi berapa orang yang bisa kita selamatkan, dan ini tidak akan berhenti di 2025. Kita sudah siapkan strategi lagi untuk menurunkan prevalensi HIV,” kata Vini di Bandung, Senin (30/12/2024)

Ia menjelaskan, pola penyebaran HIV di Jawa Barat mengalami perubahan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Jika pada 2017 kasus HIV banyak ditemukan pada pengguna narkoba suntik, saat ini lebih banyak disebabkan perilaku seksual bebas, terutama pada komunitas LGBT.

“HIV itu berbeda dari tahun ke tahun. Misalnya, pada 2017 masih akibat dari narkoba melalui suntik bersama. Lalu, naik lagi pada 2019-2020 akibat seks bebas. Nah, sekarang itu lebih banyak dari LGBT,” ungkapnya.

Menurut Vini, LGBT menjadi kelompok dengan jumlah penularan terbanyak pada 2024 berdasarkan temuan yang dikumpulkan Dinkes Jabar dari berbagai wilayah.

“Kasus ini bertambah terus kalau dikumulatifkan. Lalu, kita analisis siapa penular terbanyak sekarang, ternyata banyak dari kaum LGBT,” paparnya.

Vini juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk segera memeriksakan diri jika mengalami gejala awal infeksi HIV. Ia mengingatkan, pengobatan yang tepat dapat mencegah risiko kematian.

“Karena penularan HIV itu sulit sebetulnya kalau tidak melakukan hubungan seksual atau memakai jarum suntik bersama. Masalahnya, masyarakat masih malu kalau menderita HIV. Padahal, justru itulah awal yang bisa menyebabkan kematian,” tandasnya.(*)

Posting Komentar