BREAKING NEWS :
Mode Gelap
Artikel teks besar

Berantas Tuntas HIV/AIDS, Pengajian Majelis Khoirunnisa Cibalongsari Fokus Pendekatan Agama


Berantas Tuntas HIV/AIDS, Pengajian Majelis Khoirunnisa Cibalongsari Fokus Pendekatan Agama

Siapa yang tidak merasa ngeri pada saat membahas isu HIV/AIDS. Penyakit menular ini merupakan penyakit yang hingga saat ini belum ditemukan obatnya. Umumnya masyarakat mengasumsikan bahwa HIV dan AIDS itu satu kesatuan. Sebetulnya, keduanya terpisah satu sama lain. Memang, AIDS adalah tahap lanjutan dari infeksi HIV.  Tetapi HIV tidak selalu berlanjut menjadi AIDS, tergantung penanganannya.
 
HIV atau Human  Immunodeficiency Virus yaitu virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.  Apabila sel CD4 banyak yang rusak akibat infeksi HIV, kondisi ini akan melemahkan daya tahan tubuh penderita. Sehingga berbagai penyakit akan mudah menyerang.

Gejala HIV biasanya ditandai dengan flu ringan selama 2 sampai 6 pekan. mengerikannya penyakit ini banyak tidak disadari oleh penderita. Mereka akan mengetahuinya jika rutin melakukan pengecekan kesehatan. Ketika pun didapati terkena HIV, langkah berikutnya tentu menjalani pengobatan. Hal yang paling membuat ketar-ketir, secara medis, bahwa HIV akan menetap dalam tubuh penderita seumur hidupnya.

Bagaimana dengan AIDS? AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrome adalah kondisi dimana imun tubuh sudah kehilangan kemampuan sepenuhnya untuk mempertahankan diri dari infeksi. 

Itulah sekilas tentang HIV/AIDS yang mestinya menjadi maklumat bersama. Agar edukasi dan solusi ampuh menyelesaikannya bisa disampaikan pula pada masyarakat luas.

Seperti halnya yang dilakukan oleh MT Khairunnisa. Bertepatan dengan Hari HIV/AIDS sedunia, yaitu tanggal 1 Desember 2024 lalu, MT Khairunnisa menyelenggarakan kajian rutin bulanan di Masjid Abdurrahman, Desa Cibalongsari. Kajian kali ini mengangkat tema "Islam Kaffah Berantas Tuntas HIV/AIDS". MT Khoirunnisa memang sangat fokus pada berbagai problematika yang terjadi di tengah-tengah umat, diulik dan dikaji seperti apa penyelesaiannya dalam Islam. Ini dikarenakan keyakinan para penggerak MT tentang Islam sebagai agama yang sempurna. Islam akan selalu memiliki solusi untuk permasalahan apapun.

Acara dimulai dengan pembukaan oleh Ustazah Tika, selaku MC. Beliau pun merupakan orang yang memiliki latar belakang pendidikan kesehatan, yaitu jurusan kebidanan, dan pernah menjadi petugas kesehatan di Rumah Sakit Dewi Sri Karawang. Kemudian dilanjutkan tilawah Al-quran oleh Ustazah Eneng. 

Materi yang dipaparkan oleh Ustazah Nurjanah, atau akrab dipanggil Ustazah Ummu Nabila dimulai dengan menyampaikan fakta kasus HIV/AIDS di Kabupaten Karawang. 

Beliau mengutip data terbaru dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang, hingga awal Oktober 2023 kasus Orang Dengan HIV/AIDS mencapai 38.418 kasus. Sedangkan kasus yang terdeteksi dari Januari hingga Oktober 2024 sebanyak 679 kasus, bahkan Staf Komisi Penanggulangan AIDS, Yanan, memprediksi akan bertambah hingga 800 kasus. Penularan HIV/AIDS kini merambah ke segmen baru yakni kalangan remaja usia 15 hingga 19 tahun sebanyak 100 kasus (karawangkab.bps.go.id, 13/10/2024).

Ustazah Ummu Nabila menjelaskan lebih dalam bahwa penyakit ini muncul dari kontak cairan tubuh penderita seperti darah, sperma, cairan kelamin dan anus, serta asi. Penularan ini jumlah tertingginya terjadi melalui pergaulan seks beresiko (pergaulan bebas), penggunaan suntik narkoba bergantian.  Pemberi sumbangsih terbesar pada kasus HIV/AIDS rupanya berasal dari hubungan seks sejenis (lelaki seks lelaki). 

Beliau pun menguatkan fakta dengan mengangkat video viral penangkapan anak remaja lelaki usia SMP di Kosambi, Kecamatan Klari, yang hendak melecehkan anak lelaki kelas 2 SD. Miris. Fakta mengerikan itu begitu dekat dengan kita. Tentu tidak bisa dan tidak boleh dibiarkan begitu saja.

Setelah memaparkan fakta dan seputar analisisnya, beliau menyimpulkan bahwa akar masalah dari meningkatnya kasus HIV/AIDS tidak lain dan tidak bukan yaitu pergaulan bebas terutama sesama jenis (homos*ksual). Mengingat ketiadaan payung hukum yang tegas membuat penyakit ini semakin merebak dan meningkat pesat. 

Tidak bisa dipungkiri juga saat ini solusi yang tertuang dalam kebijakan baik pemerintah pusat maupun daerah baru sampai pada sektor kesehatan dan hak kesetaraan dalam mengakses kesehatan bagi penderita HIV/AIDS. Solusi ini bagus, namun belum mampu memberantas tuntas hingga ke inti masalah.

Berangkat dari keyakinan bahwa Islam merupakan din yang sempurna. Islam juga din yang senantiasa selaras dengan zaman, Ustazah Ummu Nabila menekankan bahwa solusi jitu untuk memberantas tuntas HIV/AIDS harus bersumber dari syariat Islam. 

Pengadopsian sistem sanksi hukum Islam menjadi menjadi hukum positif di negara ini perlu dilakukan. Karena Islam mempunyai seperangkat aturan dari hulu hingga hilir. Islam akan mengkondisikan individu untuk takwa pada Allah SWT. Takwa akan berbanding lurus dengan rasa takut dan tunduk pada Allah semata. Maka, ketika Islam membatasi ruang interaksi antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom, semua akan secara otomatis mengikuti. Tidak mudah memang, tapi mengingat ini adalah syariat dari din yang benar maka pelaksanaannya pun pasti bisa. 

Islam tentu mengharamkan khomar serta konten tidak senonoh, sehingga individu akan terjaga dari pemantik-pemantik hawa nafsu yang mampu menjerumuskan pada perbuatan zina baik sejenis maupun tidak sejenis.

Kemudian aspek yang tidak kalah penting lainnya adalah payung hukum. Islam memiliki payung hukum yang berfungsi memberikan efek jera. Sekilas nampak tidak berperikemanusiaan, kejam, tapi jika ditelaah lebih dalam hukum dalam Islam merupakan produk hukum paling efektif. Terbukti beberapa negara contohnya Brunei Darussalam sudah menerapkan hudud berkaitan dengan tindakan pergaulan bebas (zina) sejak 2019 lalu (hmetro.com).

Bagaimana dengan perilaku zina dengan motif ekonomi. Islam ketika mengkondisikan individu agar bertakwa, maka tiada kekhawatiran baginya akan rezeki. Itu mutlak sudah Allah atur dan sudah tertakar, tidak akan tertukar. Ikhtiyarnya adalah menjemputnya dengan cara yang halal. 

Setiap isu yang dibahas dalam kajian rutin bulanan MT Khoirunnisa memang membutuhkan tingkat fokus lebih tinggi dari jamaah. Oleh karena itu, kajian bulanan ini tidak pernah absen dalam menyediakan fasilitas Kids Corner. Tentu ini agar para jamaah bisa menyimak materi dari awal hingga akhir dengan tenang.

Demikian kajian rutin bulanan MT khoirunnisa yang dihadiri oleh kurang lebih 70 jamaah dari berbagai MT sekitar dilaksanakan dengan lancar. Sesi akhir yaitu pembagian doorprize bagi MT pengirim jamaah terbanyak, peserta yang datang paling awal, serta empat orang penanya lainnya. 

Agenda kali ini ditutup dengan pembacaan doa oleh Ustazah Manggih. Diakhiri dengan penutupan dari MC, bersalaman serta bersholawat bersama. Di Kutip dari Hj Tati Sugiharti S.S(Red/rls)
Posting Komentar