Waspadalah, Gangguan Tidur Berkaitan Dengan Peningkatan Risiko Demensia
Studi baru yang hasilnya dipublikasikan di Sleep Advance mengidentifikasi kaitan gangguan tidur umum pada peningkatan risiko demensia pada orang dewasa yang lebih tua, khususnya pada perempuan.
Sebagaimana dikutip dalam siaran Medical Daily pada Senin (4/11/2024), studi tersebut mengungkapkan kaitan antara apnea tidur obstruktif dan risiko demensia dengan jenis kelamin.
Apnea tidur obstruktif terjadi ketika pernapasan berhenti tiba-tiba di antara waktu tidur, yang memicu refleks bertahan untuk memulai kembali pernapasan.
Masalah ini mengakibatkan gangguan tidur serta gejala seperti mendengkur, kelelahan, mengantuk pada siang hari, dan gangguan suasana hati.
Dalam studi baru, para peneliti menganalisis data dari 18.815 orang dewasa berusia 50 tahun ke atas di Amerika Serikat yang menjadi bagian dari Studi Kesehatan dan Masa Pensiun.
Para peserta semula bebas dari demensia. Namun, selama periode tindak lanjut 10 tahun apnea tidur obstruktif diidentifikasi berdasarkan laporan mandiri atau pemeriksaan, dan kasus demensia diidentifikasi berdasarkan tes kognitif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa apnea tidur obstruktif berkaitan dengan insiden demensia kumulatif yang lebih tinggi baik pada perempuan maupun pria berusia antara 60 dan 84 tahun.
Pada usia 80 tahun, perempuan dengan apnea tidur obstruktif memiliki insiden demensia 4,7 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidak mengalaminya. Sedangkan pria dengan kondisi tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 2,5 persen.
"Temuan kami menawarkan wawasan baru tentang peran gangguan tidur yang dapat diobati pada kesehatan kognitif jangka panjang pada tingkat populasi baik untuk perempuan maupun pria," pungkas penulis utama studi Dr. Tiffany J. Braley dalam siaran pers.(*)