Mengenal Gen Z, Generasi Mageran Bin Baperan ? Big No !, Berikut Ulasan Tati Sunarti S.s
Senin, November 11, 2024
Kira-kira apa yang tersirat dalam benak saat mendengar kata Gen Z? Apakah generasi mageran, yang konon ceritanya tidak bisa diajak hidup di bawah tekanan? Atau generasi baperan, yang katanya sedikit-sedikit galau, sedikit-sedikit melow? Atau kata lainnya generasi strawberry. Nampak indah di luar, namun mudah sekali benyek saat tertekan. Hehe. Betulkah begitu?
Pemerhati Sosial Tati Sunarti, S.S mengungkapkan Gen Z merupakan generasi yang lahir di tahun 1995 hingga 2010 identik dengan hal-hal yang kurang appropiate untuk didengar, namun demikian itu tidak semua, karena Gen Z yang sukses dan berkarakter hebat pun ada. Generasi yang lahir di era melesatnya teknologi digital ini sebetulnya sedang menghadapi tantangan yang tidak ada di generasi sebelumnya.
Selain itu, seiring berkembangnya fasilitas internet, mudah bagi mereka mengakses informasi apa saja. Informasi ini bisa berupa arus budaya, komunikasi, hiburan dan sebagainya. Tentu saja tanpa filterisasi.
"Internet juga memfasilitasi mereka dalam hal layanan antar barang atau makanan. Mereka hanya tinggal klik, semua bisa didapat dengan cepat. Mungkin kemudahan ini mengidentikan Gen Z sebagai kaum mageran. Hal ini mungkin saja benar atau juga salah? "Tanyanya.
Tati menambahkan, menurut Psikolog Klinis Tara de Thouars, ia mengatakan Gen Z lahir dan tumbuh dengan digital secara langsung. Maka, kemajuan teknologi banyak memberikan kemudahan, dan semua bisa serba cepat, instan dan sangat mudah. Namun, banyaknya kemudahan berbanding lurus dengan banyaknya tantangan dan rintangan. Kemudian, media sosial membuka pintu interaksi dengan banyak orang. Hal ini cenderung menjadikan Gen Z sering membandingkan dirinya dengan orang lain dan FOMO (fear of missing out). Tara juga menambahkan, selain tantangan yang besar, Gen Z merupakan generasi spesial. Pengalamannya di era digital bisa menumbuhkan karakter yang kreatif, inovatif, ambisius, open minded dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap hal-halbaru.
"Tara menyebut inilah yang tidak ada pada generasi sebelumnya. Inilah yang membuat Gen Z spesial (okezone.com, 12/08/2023)," Ujarnya.
Terlepas dari "cap" yang terlanjur menempel pada Gen Z sebagai generasi mageran bin baperan, sambung Tati justru generasi sebelum mereka seharusnya mengarahkan agar tetap pada track yang benar. Kamu-kamu yang notabene Gen Z, nih hal-hal yang perlu kamu lakukan supaya tidak terjebak pada kondisi mager dan baper.
"First of all, memetakan mindset kalau gadget berikut kecanggihan teknologinya adalah fasilitas yang sekedar membantu mengerjakan atau memenuhi kebutuhan, " Ungkapnya.
Dua hal ini bukan basic needs yang mengharuskan pada semua, senantiasa bergantung. Pemenuhan apa saja yang bisa diakses melalui gadget? Misal menyelesaikan tugas atau mengembangkan minat dalam bidang digital. Kemudian menggunakan kemajuan teknologi untuk hal-hal bermanfaat dan up grade kemampuan dan pengetahuan. Dengan begitu, tak akan mudah terpengaruh oleh arus kebiasaan baru yang tidak banyak faedah.
"Nah, ketiga, bisa membentengi diri dengan spiritualitas yang tinggi. Bisa jadi ini nasehat klise bagi sebagian orang. Tapi percayalah, spiritualitas yang yang dimaksud di sini adalah pemahaman akan agama. Pemahaman seperti ini ibarat rem yang mencegah kita dari kebablasan, " Paparnya.
Lebih jauh Tati menambahkan, banyak sekali Gen Z yang mematahkan "cap" mageran dan baperan, contohnya Sherly Annavita yang fokus pada sosial politik, Pandawa Group yang fokus pada lingkungan, Jerome Polin yang fokus pada akademik, Hawariyyun (influencer dakwah) yamg fokus pada dakwah anak muda, Fuad Naim yang fokus dakwah pada para K-Popers.
Gen Z masih mageran bin baperan? Big No Gen Z membawa perubahan dan kebaikan? Say Yes.
"Tentukan sekarang legacy apa yang ingin ditinggalkan? Sehingga pahala jariyah dan hujjah bisa disampaikan saat bertemu Sang Pencipta kelak, " Ujarnya.
Mengutip riwayat dari Abdullah bin Umar bahwasannya Muadz bin Jabal, salah seorang sahabat Nabi yang masih muda, hendak melakukan perjalanan, ia berkata “Wahai Rasulullah nasihatilah aku.” Beliau bersabda, “Sembahlah Allah dan jangan menyekutukanNya dengan sesuatu apapun.” Muadz berkata, “Wahai Rasulullah tambahkanlah.” Beliau bersabda, “apabila kamu meminta, maka baguskanlah sikapmu.” Muadz berkata, “Wahai Rasulullah tambahkanlah.” Beliau bersabda, “Istiqamahlah dan hendaknya kamu membaguskan akhlakmu.” (HR. Hakim).
Last but not least, peran negara yang optimal dengan membuat aturan dan kebijakan yang bisa menutup celah kerusakan dan mengkondisikan lingkungan di keluarga dan masyarakat.
"So, gen Z mageran bin Baperan, Big No! Dengan cara meningkatkan spiritual atau kajian Islam, kedua gunakan kemajuan teknologi sebagai sarana mendapatkan ilmu, kebikan dan memudahkan untuk menyebarkan kebaikan, " Pungkasnya. (Rd)