BREAKING NEWS :
Mode Gelap
Artikel teks besar

Permintaan Tinggi, Kamboja Waspadai Praktik Sewa Rahim Ilegal

Kamboja sedang berusaha mengekang sewa rahim (surogasi) internasional ilegal di tengah tingginya permintaan global. Surogasi komersial semakin sulit dilakukan karena banyak negara membatasi praktik ini untuk mencegah eksploitasi.

Permintaan Tinggi, Kamboja Waspadai Praktik Sewa Rahim Ilegal

Layanan surogasi di negara-negara Barat sangat mahal, membuat beberapa calon orang tua beralih ke negara berkembang seperti Kamboja. Setelah surogasi dilarang di Thailand, India, dan Nepal, Kamboja menjadi tujuan utama, dilansir dari Euro News, Jumat (25/10/2024).

Bill Houghton dari Sensible Surrogacy menjelaskan bahwa agensi-agensi surogasi sering pindah ke negara yang belum memiliki pembatasan hukum. Popularitas surogasi meningkat karena publikasi dari selebriti yang mempromosikan praktik ini.

Beberapa pasangan dari luar Asia, termasuk Rusia dan Belanda, telah berhasil menggunakan jasa surogasi di Kamboja. Namun, pemerintah Kamboja memutuskan untuk menindak praktik tersebut dan melarang surogasi komersial sejak 2016.

Kamboja telah lama menghadapi masalah perdagangan manusia yang merusak citra negara. Wanita-wanita rentan seringkali dijebak ke dalam surogasi ilegal.

Dalam sebuah kasus baru-baru ini, polisi Kamboja menemukan 24 wanita asing yang sedang hamil di sebuah vila. Di antara mereka, 13 wanita Filipina dituduh menjadi surogasi ilegal setelah direkrut secara online.

Wanita-wanita ini dianggap sebagai pelanggar hukum yang bersekongkol untuk menjual bayi mereka demi keuntungan. Penindakan juga terjadi di negara asal orang tua, seperti Italia yang baru-baru ini melarang surogasi di luar negeri.

Kasus ini menyoroti tekanan ekonomi yang dihadapi oleh banyak wanita Filipina. Mereka sering kali dijanjikan uang besar dan karena kebutuhan ekonomi, mereka bersedia mengambil risiko.

Kurangnya peluang kerja dan perlindungan sosial di Filipina membuat mereka menerima tawaran ini meskipun penuh risiko. Banyak dari mereka tidak benar-benar memahami kontrak surogasi yang mereka tanda tangani.

Pemerintah Kamboja menganggap surogasi sebagai bentuk perdagangan manusia dan terus memantau dengan ketat. Meskipun demikian, agen-agen surogasi masih beroperasi secara sembunyi-sembunyi.(*)

Posting Komentar
Tutup Iklan