BREAKING NEWS :
Mode Gelap
Artikel teks besar

Gempa Pangandaran Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 5,1 mengguncang Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (22/10/2024). Gempa tersebut terjadi pada pukul 19:43 WIB. 

Foto ilustrasi

Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa merupakan jenis gempa menengah akibat deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia (intra-slab). "Gempa memiliki memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust)," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya. 

Menurutnya, gempa berdampak dan dirasakan di daerah Pangandaran dengan skala intensitas III-IV MMI. Yakni bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

Garut dengan skala intensitas III MMI yakni getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu. Lalu Cilacap dan Kabupaten Bandung dengan skala intensitas II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu),

Selain itu juga di Pelabuhan Ratu dan Kota Sukabumi dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa Pangandaran ini tidak berpotensi tsunami," ujarnya. 

Hingga pukul 20.15 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Agar menghindari dari bangunan yang retak. Pastikan tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," ucapnya. 

Berdasarkan informasi dari akun BMKG, lokasi gempa pada koordinat 7.82 lintang selatan dan 108.31 bujur timur. "Pusat gempa berada di 24 kilometer barat daya Pangandaran dengan kedalaman 69 kilometer," tulis keterangan BMKG.(*)

Posting Komentar