Breaking News
---

Sukses Jaring 11.370 Akseptor Paska Milangkala, BKKBN Bidik 13.813 Layanan Akseptor Baru di Karawang


Foto : Sekretaris DPPKB Karawang Saat Layanan Kontrasepsi Bersama Akseptor KB


Hari Jadi Kabupaten Karawang ke 391 telah usai. DPPKB sebagai OPD yang membidangi urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, tak turut serta berpartisipasi meramaikan giat Milangkala tersebut dengan melakukan pelayanan KB di semua jenis Kontrasepsi dengan target 391 peserta KB ditiap Kecamatan. 

Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 1 - 12 September tersebut melibatkan seluruh fasyankes KB dari mulai Puskesmas, RS Rosela, RS Dewi sri dan RSUD Jatisari. Wal hasil, DPPKB mampu melayani para akseptor sesuai target yang dibebankan DPPKB sebanyak 11.370 peserta KB.

Kepala DPPKB, Hj Sofiah menjelaskan bahwa momen ini selain untuk menyemarakan HUT Karawang dalam memberikan layanan KB gratis, juga sebagai upaya Kabupaten Karawang untuk menggenjot target Capaian KB yang dibebankan BKKBN.
"Alhamdulilah berkat kerjasama semua pihak kami mampu menuntaskan target tersebut". Katanya, Selasa 17 September 2024. 

Paska Pelayanan KB kegiatan HUT karawang tersebut, sambungnya, BKKBN kembali merilis target KB melalui momentum Hari Kontrasepsi Sedunia (worls contraception Day) dimana Kabupaten Karawang ditargetkan bisa melayani 13.813 akseptor KB untuk mendapatkan layanan pemasangan alat kontrasepsi secara gratis. Pelayanan ini berlangsung dari tanggal 10 hingga 20 September 2023.
"Setelah selesai HUT Karawang, kita di target lagi bisa layani 13.813 akseptor KB dari 10-20 September dari BKKBN, " Ungkapnya. 
 
Sekretaris DPPKB Karawang, Imam Bahanan, melalui Ketua Tim Bina Kesertaan KB, bidan Veri Andriyati, menyatakan bahwa target tersebut terdiri dari berbagai jenis alat kontrasepsi, seperti pil (6.596), kondom (285), implan (796), IUD (636), MOW (76), dan MOP (2).
"Pelayanan ini merupakan bagian dari program mix kontrasepsi, baik jangka panjang maupun tidak jangka panjang," jelas Veri.
 
Meskipun kesadaran masyarakat untuk memasang KB meningkat, Veri mengakui masih ada kendala dalam pemasangan IUD. Hal ini disebabkan oleh rasa takut dan malu di kalangan masyarakat.


"Implan dan MOW justru mengalami peningkatan," tambah Veri.
 
Veri juga menjelaskan bahwa penghentian penggunaan KB dapat menimbulkan efek samping, seperti penambahan berat badan dan siklus menstruasi yang tidak teratur. Namun, efek samping ini dapat diminimalisir dengan konseling dan pendampingan sebelum dan sesudah tindakan.

"Untuk kembali ke masa subur, dibutuhkan waktu sekitar 6 bulan hingga 1 tahun setelah penghentian penggunaan KB," tutup Veri. (Rd)
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan