Walhi Soroti Buruknya Kualitas Udara Jabodetabek
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) menyoroti memburuknya kualitas udara Jabodetabek. Juru Kampanye Walhi Jakarta, Muhammad Aminullah mengatakan, salah satunya karena kendaraan pribadi yang dimiliki warga Jabodetabek.
"Kalau dihitung rata-rata satu keluarga Jakarta itu punya dua kendaraan bermotor," kata Aminullah, Minggu (4/8/2024). Ia mencatat ada sekitar 22 juta kendaraan bermotor di Jakarta.
Ditambah lagi, polusi dari industri yang berada di Jakarta, sehingga mengakibatkan polusi udara. "Pengawasan harus terus dilakukan, kemudian, TPA sampah juga mengakibatkan munculnya polusi udara," ujarnya.
Ditambah lagi, kata dia, kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan hutan kota di Jakarta. Sehingga, setiap tahun Jakarta mengalami polusi udara.
"Jadi produksi polusinya besar dan penyerapannya sangat sedikit. Ini mengakibatkan Jakarta mengalami hal yang sama," ucapnya.
Di sisi lain, ia menyampaikan, hal-hal yang perlu dilakukan untuk meminimalkan polusi udara Jakarta. Menurutnya, penanganan polusi udara harus dilakukan menyeluruh.
"Misalnya mengurangi ketergantungan kendaraan pribadi dan harus breralih ke angkutan umum," katanya. Selain itu, kata dia, di sektor industri mulai harus melakukan pengetatan polusi udara.
Hal ini dapat dilakukan melalui regulasi dan pengawasannya. "Kita juga perlu menyoroti tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan yang menggunakan kendaraan pribadi," katanya.
Sementara itu, dikutip laman Iqair.com, kualitas udara di DKI Jakarta pada Minggu pagi berada dalam kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif. Indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 142, dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 di angka konsentrasi polutan 52.2 mikrogram per meter kubik.
Konsentrasi tersebut setara 10.4 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Indeks kualitas udara tersebut membuat Jakarta menduduki kota dengan kualitas udara ketiga terburuk di dunia.(*)