Wajib Tahu, Lima Tempat Pengasingan Pahlawan Nasional Indonesia
Tahukah Anda, salah satu hal bersejarah di Indonesia adalah wilayah yang pernah menjadi tempat pengasingan tokoh nasional RI. Tempat tersebut umumnya digunakan pemerintah untuk menampung orang-orang yang dianggap menganggu jalannya pemerintahan.
Tokoh besar Indonesia yang pernah menjadi bagian dari pengasingan. Mulai dari Presiden RI pertama, Bung Karno, Moh. Hatta, Sutan Sjahrir, hingga sastrawan Indonesia yaitu Pramoedya Ananta Toer.
Dikutip dalam laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI). Berikut ini adalah beberapa tempat yang pernah dijadikan tempat pengasingan tokoh nasional RI.
1. Pulau Boven Digoel
Seperti yang dikutip dalam laman Pemkan Boven Digoel. Boven Digoel adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua.
Tempat ini dahulunya dibangun untuk menampung tokoh-tokoh yang dianggap terlibat dalam "Pemberontakan November 1926". Tokoh tokoh tersebut tergabung dalam organisasi terlarang dan tokoh perlawanan berbasis agama dan politik.
2. Pulau Banda Neira
Setelah menjalani pengasingan di Boven Digoel, Sutan Sjahrir dan Mohammad Hatta langsung dipindahkan ke Banda Neira. Tempat ini terletak di di Kepulauan Banda di Maluku Tengah.
Disana, ada pahlawan nasional yakni Sjahrir dan Moh. Hatta. Ia kemudian bergabung dengan Iwa Koesoemasoematri dan dr. Cipto Mangunkusumo.
Kedua pria tersebut diketahui telah terlebih dahulu diasingkan. Yaitu di wilayah Banda Neira.
3. Pulau Ende Flores
Tahukah, pada tanggal 28 Desember 1993, Gubernur Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. De Jonge. Gubernur tersebut mengeluarkan surat keputusan pengasingan Ir. Soekarno ke Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Saat itu, Ir. Soekarno diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda ke Ende karena kegiatan politik. Menurut pemerintah kolonial Belanda, kegiatan politik yang sering dilakukan oleh Ir. Soekarno dianggap berbahaya.
4. Rumah Pengusaha Yang Eng Cian, Bengkulu
Pada tanggal 18 Oktober 1983, Ir. Soekarno dipindahkan dari Ende ke Bengkulu. Selama pengangsingannya di Bengkulu, Bung Karno ditempatkan di sebuah rumah yang awalnya adalah tempat tinggal pengusaha yaitu Tang Eng Cian.
Soekarno menempati rumah tersebut dari tahun 1938, hingga tahun 1942. Soekarno juga membuat rumah singgahannya menjadi tempat berkegiatan politik.
5. Pulau Buru, Kepulauan Maluku
Tahukah Anda? Pulau Buru adalah salah satu pulau besar di Kepulauan Maluku yang menjadi tempat pembuangan para tahanan dari organisasi terlarang. Pulau Buru juga merupakan tempat konsentrasi saat menangani pemberontakan organisasi terlarang pada 1926-1927 oleh pemerintah Hindia Belanda.
Pahlawan Indonesia yang pernah menjadi tahanan dalam pulau tersebut ialah Pramoedya Ananta Toer. Selama masa penahanannya, beliau sempat menulis sebuah buku "Perawan Remaja Dalam Cengkraman Militer: Catatan Pulau Buru" .
Demikianlah lima tempat yang dikhususkan untuk menempatkan para pahlawan Indonesia dalam pemberontakannya terhadap pemerintahan kolonial Belanda. Dari masalah ini, Anda bisa belajar bahwa pahlawan nasional bekerja keras untuk memperjuangkan tanah air dalam cengkaraman penjajah.