Simak Tujuh Istana Kepresidenan di Indonesia
Tahukah anda bahwa Indonesia saat ini memiliki tujuh Istana Kepresidenan, dengan 5 diantaranya berasal dari peninggalan belanda. Siapa sangka bahwa bangunan yang menjadi Istana Kepresidenan sudah ada sejak jaman penjajahan, yang tiap Istana memiliki catatan sejarah tersendiri.
Lokasi Istana Kepresidenan sendiri tidak hanya berfokus di Jakarta saja namun tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Dirangkum dari akun Instagram pemprov Jawa Timur @jatimpemprov, Berikut tujuh Istana Kepresidenan yang masih berfungsi hingga sekarang.
1. Istana Merdeka
Istana ini berfunsgi sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda, di bangun pada tahun 1873-1879, di masa pemerintahan Gubernur Jendral James Loudon dan Johan Wilem. Dahulu istana ini dikenal sebagai istana Gambir.
Mengapa dinamakan Gambir? karena di Istana tersebut banyak tumbuhan gambir. Kemudian Soekarno mengubah namanya menjadi Istana merdeka usai pengakuan kedaulatan RIS (Republik Indonesia Serikat) sebagai selebrasi pekik merdeka.
Istana Merdeka menjadi kantor sekaligus tempat tinggal Presiden RI. Yang tinggal di Istana Merdeka adalah Soekarno, Abdurrahman Wahid ( Gus Dur), dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Di awal pemerintahan, Jokowi juga tinggal di Istana Merdeka namun kemudian di Istana Bogor.
2. Istana Negara
Istana Negara masih satu kompleks dengan Istana Merdeka, namun Istana yang dibangun pada tahun 1769-1804 ini merupakan rumah pribadi warga Belanda. Istana Negara di bangun oleh Gubernur Jendral Pieter Gerardus Van Overstraten.
Pada tahun 1816 bangunan ini diambil alih oleh Pemerintahan Hindia Belanda, dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan dan kediaman Gubernur Jendral Hindia Belanda. Kini Istana Negara dijadikan sebagai tempat pelantikan pejabat-pejabat tinggi negara, sebagai perjamuan makan 17 agustus dan acara pemerintahan lainnya.
3. Istana Bogor
Istana ini dibangun pada 1745 namun baru selesai 116 tahun setelahnya, yaitu pada tahun 1861. Istana ini sempat hancur karena perang Banten.
Istana ini dahulu Bernama Istana Buitenzorg. Istana ini kala itu berfungsi sebagai tempat peristirahatan para Gubernur Jendral Hindia Belanda yang lelah dengan padatnya Batavia.
Istana ini menjadi saksi penandatanganan Supersemar.
4. Istana Cipanas
Istana ini adalah Istana Kepresidenan tertua yang dibangun oleh Gubernur Imhoff pada tahun 1740-1744, yang juga inisiator pembangunan Istana Bogor. Istana ini sebelumnya adalah hunian pribadi saudagar Belanda di Batavia.
Imhoff menjadikan Istana Cipanas sebagai villa pelengkap dari Istana Bogor. Dirancang menyerupai Istana Blenheim di Oxford,Inggris. Usai Imhoff meninggal, Istana Cipanas menjadi tempat persinggahan para petinggi Hindia Belanda.
Setelah kemerdekaan, Istana Cipanas kerap kali menjadi tempat pernikahan keluarga Presiden RI, seperti Soekarno dengan Siti Suhartini dan Ibas Yudhoyono dengan Aliya Rajasa.
5. Istana Yogyakarta
Bangunan istana ini bekas kediaman resmi residen asal Belanda Anthonie Hendriks Smissaert yang juga penggagas dibangunnya istana ini. Dibangun pada tahun 1824, Istana ini difungsikan sebagai tempat perjamuan para tamu agung negara.
Pembangunan sempat tertunda akibat Perang Diponegoro dan gempa, bangunan ini rampung tahun 1869. Istana Yogyakarta ini juga memiliki sebutan lain yaitu Gedung Agung.
Istana Kepresidenan yang pertama digunakan setelah kemerdekaan. Istana Yogyakarta menjadi kediaman Soekarno selama 3 tahun saat ibu kota pindah dari Jakarta ke Yogyakarta.
6. Istana Tampak Siring
Istana ini adalah istana buatan Pemerintah RI yang dibangun pada tahun 1957-1960, diprakarsai oleh Soekarno yang ingin tempat peristirahatan bagi Presiden beserta keluarga, juga bagi tamu-tamu negara saat ke Bali. Nama Tampak Siring berasal dari dua kata di Bahasa Bali.
Tampak berarti telapak dan Siring berarti miring. Istana ini selain menjadi tempat pelaksanaan kegiatan kepresidenan, Istana Tampak Siring kini berfungsi sebagai tempat wisata.
7. Istana Garuda
Istana Garuda juga merupakan istana buatan Pemerintah RI, Istana Garuda dibangun di ibu kota baru Indonesia, IKN (Ibu Kota Nusantara) Kalimantan Timur, dengan anggaran mencapai Rp.1,34 triliun. Desain istana ini merupakan karya dari maestro Nyoman Nuarta yang mengusung filosofi Garuda sebagai simbol kekuatan dan kemuliaan bangsa.
Nyoman Nuarta merancang Istana Garuda untuk mencerminkan kewibawaan dan kebesaran Indonesia. Warna yang tampak gelap bukanlah sekedar estetika, melainkan material kuningan yang dirancang secara khusus.
Seiring Waktu, material tersebut akan mengalami proses oksidasi alami berubah menjadi warna hijau yang melambangkan harmoni antara arsitektur dan alam disekitarnya.