Breaking News
---

Setelah Rame Pimpinan Ponpes di Karawang Bantah Tuduhan Lecehkan 20 Santriwati

Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Isra Majalaya Karawang, Kiki Andriawan lontarkan bantahan atas dugaan pelecehan seksual terhadap para santri.

Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Isra Majalaya Karawang, Kiki Andriawan lontarkan bantahan atas dugaan pelecehan seksual terhadap para santri.

Kepada awak media Kiki mengklarifikasi bahwa dirinya sama sekali tak melakukan pelecehan seksual, baik secara sengaja maupun tidak.

“Saya pastikan, pelecehan itu tidaklah terjadi baik sengaja maupun tidak disengaja,” ujarnya saat diwawancarai pada Jum’at, 9 Agustus 2024.

Ia menceritakan, kronologis awalnya bermula 4 bulan lalu. Kiki menemukan salah satu santri pelapor melakukan tindakan melanggar aturan (berpacaran).

Saat itu, ia mengkhawatirkan keselamatan santri sehingga memanggil orang tua santri untuk memberitahu tindakan melanggar aturan tersebut.

Kiki menduga, pasca adanya pemanggilan tersebut, santri bersangkutan menyimpan rasa kesal kepadanya.

“Dari kasus tersebut anak ini menyimpan rasa kesal barangkali, dendam sehingga dia membuat kelompok dimana ada beberapa santri yang tidak tau apa-apa terbawa-bawa isu bahwa saya melakukan pelecehan,” terangnya.

Beberapa waktu kemudian, lanjut dia, tiba-tiba pesantren didatangi ramai-ramai oleh orang tua siswa. Ia sama sekali tak menduga, karena merasa sedang tidak ada persoalan apapun.

“Semua ortu santri tiba-tiba dateng tanpa ada tabayun dulu dengan pihak kami. Kalaupun memang terbukti, ayok selesaikan,” katanya.

“Mereka (ortu) langsung percaya dengan laporan anaknya, dengan seolah si anak itu dilecehkan oleh saya. Ortu termakan informasi yang datengnya dari santri, padahal saat itu tidak ada kejadian apapun,” tambahnya.

Menurut keterangannya, kehebohan ini diinisiasi oleh 2 orang santriwati. Selain itu, ia juga membantah beberapa informasi beredar yang menurutnya tidak benar.

Banyak bahasa-bahasa yang dilebih-lebihkan, banyak kerancuan pelaporan. Puluhan santri itu tidak benar, santri kita yang kelas 9 bahkan gak nyampe puluhan. Ada 16 siswa siswi, gak nyampe 20. Di cctv juga tidak ada (kejadian) silahkan diliat saja,” jelasnya.

Namun ia mengaku, sempat mendidik anak-anak secara frontal. Hal ini ia lakukan sebab banyak anak santri yang melanggar peraturan. “Tapi kadang saya khilaf mengucapkan kata frontal, tapi saya tidak ada kontak fisik sama sekali. Jika ada pemanggilan dari kepolisian saya siap memberikan keterangan,” tutupnya.

Terakhir, ia menunjukkan kepada awak media bahwa Pondok Pesantren Al-Isra Majalaya Karawang telah berizin sejak tahun 2022. (*)

Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan