Pascapembunuhan Haniyeh , Kondisi Iran Masih Kondusif dan Aman
Duta Besar RI untuk Iran, Ronny Prasetyo Yuliantoro mengatakan, sampai saat ini kondisi di Iran masih dalam situasi kondusif, aman dan kehidupan masyarakat berlangsung normal. Meskipun terjadi eskalasi ketegangan antara Iran dan Israel.
"Dalam arti tidak ada rush (pembelian besar-besaran, red) kebutuhan bahan pokok maupun antrean pembelian BBM. Kondisinya masih normal," ujarnya, Senin (12/8/2024)
Meski demikian, Ronny menjelaskan bahwa KBRI sudah menyiapkan rencana kontingensi jika terjadi sesuatu yang diluar dugaan. Sesuai dengan catatan KBRI, ada 391 Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di seluruh Iran.
"KBRI sudah memiliki langkah-langkah strategi dan mekanisme bagaimana melakukan evakuasi. Kami sudah memulai melakukan persiapan-persiapan tersebut untuk menjamin keselamatan WNI di sini," ujarnya.
Ronny menuturkan, KBRI terus melakukan komunikasi dengan WNI yang ada di Iran, termasuk dengan simpul-simpul masyarakat Indonesia yang ada di Iran. Para WNI di sini sudah memahami apa yang akan dilakukan KBRI.
Sebelumnya diberitakan, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha, menyatakan ada potensi eskalasi konflik yang tinggi di Iran, Israel, dan Lebanon. Kemlu mengimbau agar WNI di Indonesia yang memiliki rencana untuk berkunjung ke Lebanon, Iran, dan Israel, untuk menunda perjalanan hingga situasi kembali aman.
Judha menyampaikan, hingga kini masih banyak WNI yang melakukan kunjungan ziarah ke Masjid Al Aqsa di Yerusalem. Para WNI tersebut tidak tercatat dalam data Kemlu.
Menurut catatan Kemlu, saat ini ada 37 WNI yang berada di Israel. Jumlah ini telah turun dari sebelumnya mencapai 115 orang.
Situasi kedaruratan di Israel sendiri telah ditetapkan oleh Kemlu RI sebagai siaga satu. Penetapan itu telah dilakukan sejak agresi Israel pecah Oktober 2023.
Lebanon, Iran, dan Israel telah berada dalam situasi tegang sejak pembunuhan pemimpin Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran belum lama ini. Serta, pembunuhan komandan tertinggi milisi Hizbullah, Fuad Shukr, di Beirut.(*)