BREAKING NEWS :
Mode Gelap
Artikel teks besar

Cabai Rawit Merah Makin Pedas, Tembus Rp76 Ribu/Kg

Harga cabai rawit merah masih merangkak naik. Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), harga cabai rawit merah pada Jumat (2/8/2024) dibanderol Rp76.850/kg, melesat 44,6 persen dalam sebulan.

Cabai Rawit Merah Makin Pedas, Tembus Rp76 Ribu/Kg

Ketua umum Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI), Abdul Hamid mengatakan, fluktuasi harga cabai sangat ditentukan oleh pasokan dan permintaan. Harga cabai, terutama rawit merah, permintaannya memang tinggi, sementara pasokan sedang turun.

"DKI Jakarta saja per hari membutuhkan cabai rawit merah 300 ton. Sementara, pasokan dari sentra-sentra produksi cabai kebanyakan sudah selesai," ujarnya dalam perbincangan denganPro 3 RRI, Minggu (4/8/2024).

Menurut Abdul Hamid, ada pergeseran waktu tanam, di mana masa taman yang harusnya bulan 3 dan 4 bergeser ke bulan 5 dan 6. Hal ini terjadi karena faktor cuaca yang dipilih petani untuk memulai masa taman cabai.

"Jika masa tanamnya bulan 5 dan 6, maka panennya baru pada minggu ke 3 dan 4 Agustus. Namun, meski panen harga tidak otomatis turun," ucapnya.

"Kemungkinan harga baru akan turun pada awal September. Turunnya juga kemungkinan tidak drastis seperti ke harga Rp50.000-Rp55.000 per kg."

Penurunan produksi secara umum, menurut Hamid, memang dipengaruhi cuaca ekstrem dan perubahan iklim. Musim kemarau yang berkepanjangan serta fluktuasi curah hujan menyebabkan berkurangnya hasil cabai, termasuk rawit merah.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan produksi cabai rawit merah. Total produksi cabai rawit merah pada 2023 tercatat sebesar 1.506,76 ribu ton, menurun dibandingkan dengan produksi tahun 2022 yang mencapai 1.544,44 ribu ton.

Sementara itu, BPS menyebut konsumsi cabai rawit di Indonesia mengalami peningkatan. Total konsumsi pada 2023 mencapai 610,85 ribu ton, naik 7,2 persen dibanding konsumsi 2022 yang sebesar 569,65 ribu ton. 

Dalam lima tahun terakhir, konsumsi cabai Indonesia bahkan melesat 15 persen. Peningkatan konsumsi ini dipicu oleh bahan masakan yang menggunakan cabai rawit dalam jumlah besar, seperti penyetan, geprek, dan seblak.(*)

Posting Komentar