BPOM Tekankan Pentingnya Inovasi Obat-obat Baru Dalam Negeri
Kepala Badan POM Taruna Ikrar menyoroti perlu adanya inovasi obat-obat baru dalam negeri. Menurut dia, reformasi regulasi perlu disesuaikan, karena menyangkut reputasi Indonesia di mata global.
“Reputasi Indonesia sangat penting karna negara berpenduduk besar, tapi kita masih dianggap belum setara dengan negara maju. Ini waktunya Indonesia membuktikan bahwa kami, (BPOM) setara dengan FDA (BPOM) di negara-negara maju,” kata Taruna dalam keterangan resmi dikutip, Rabu (21/8/2024).
Dalam konteks obat, pihaknya akan meningkatkan koordinasi antarlembaga, dengan kementerian/lembaga terkait. Seperti, Kementerian kesehatan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan Badan Gizi.
“Ini perlu sinkronisasi secara baik, perlu adanya regulasi yang baik agar harga obat dalam negeri tidak mahal dari negara tetangga. Yang bikin mahal karena bahan baku obat masih impor hampir 90%,” kata dia menambahkan.
Pasca serah terima jabatan dilakukan, Kepala BPOM menyempatkan diri mengunjungi fasilitas-fasilitas kerja di lingkungan BPOM Pusat. Di antaranya, BPOM Command Center; Unit Pelayanan Publik; Layanan BPOM Contact Center, dan sebagainya.
Seperti diketahui, Presiden RI Joko Widodo telah melantik dr Taruna Ikrar sebagai Kepala Badan POM, Senin (19/8/2024) lalu. Kepala Negara memberikan lima isu prioritas utama yang menjadi tanggung jawab Badan POM.
Pertama, mengenai nutrisi atau makanan yang sesuai dengan kandungan gizi, baik, dan sehat. Kedua, tentang obat, baik itu obat chemical, produk biologi, termasuk fitofarmaka atau obat tradisional.
Pertama, memastikan produk makanan dan minuman yang beredar di Indonesia sesuai gizinya dan aman dikonsumsi masyarakat. Kedua, memastikan peningkatan sinkronisasi dan koordinasi antarlembaga yang mendukung sistem pengawasan obat dan makanan.
Ketiga, mendukung kemandirian penyediaan obat di dalam negeri dan mempermudah akses obat sehingga harga lebih terjangkau bagi masyarakat. Keempat, mempercepat proses uji klinik obat hingga rilis dan dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Kelima, memajukan reputasi Indonesia, agar dapat sejajar di tingkat global. "Dengan amanat ini, kami berupaya untuk menaikkan status, reputasi, dan kepercayaan BPOM di tingkat global," ujar Taruna. (*)