Penerapan Kurikulum Merdeka Dinilai Layak untuk Dilanjutkan
Penerapan Kurikulum Merdeka disikapi positif sejumlah pihak sehingga dinilai layak untuk terus dilanjutkan. Kebijakan diceruskan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim ini mendapat apresiasi, khususnya dari orang tua siswa, maupun pelajar.
Salah satunya disampaikan Nadhira Nuraini Afifa, seorang ibu yang putrinya bersekolah di salah satu Taman Kanak-kanak (TK) di Jakarta. Menurutnya, Kurikulum Merdeka memberikan fondasi belajar yang kokoh sejak masa PAUD, salah satunya keleluasaan bermain.
"Dengan begitu anak terbangun rasa cinta belajar. Selain itu membangun budi pekerti, sosial, kematangan kognitif, emosi, serta perkembangan motoriknya," kata Nadhira dalam keterangannya, Kamis (25/7/2024).
Begitu juga ketika masuk ke SD, menurut Nadhira, sekarang para orang tua tidak perlu khawatir lagi bila anaknya masih lemah dalam membaca. Sebab, Nadhira mencermati, Kurikulum Merdeka menekankan tujuannya menjadikan siswa pembelajar sepanjang hayat yang menyenangkan.
“Saat mulai masuk SD, anak-anak belajar sesuai minat dan bakatnya karena setiap siswa punya karakteristik serta kelebihan masing-masing. Mulai SD sampai lulus SMA literasi dan numerasi diperkuat sebagai dasar membangun nalar pemikiran yang kritis,” ujar Nadhira.
Kelebihan lain dari kehadiran Kurikulum Merdeka, lanjut Nadhira, dilakukannya optimalisasi pendidikan karakter dengan berbasis proyek profil Pelajar Pancasila. Karena tu, konsep Kurikulum Merdeka sama dengan kurikulum internasional namun memegang kaidah Pancasila.
“Apalagi saat ini di SMA sudah tidak ada lagi penjurusan. Itu ketepatan Kurikulum Merdeka sebab ilmu pengetahuan tidak boleh dikotak-kotakan. Siswa maupun orang tua tidak pusing lagi memilih jurusan IPA, IPS, Bahasa," ucapnya.
Dukungan juga diberikan salah satu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, Arie Yudhi Setiawan. Menurutnya, Kurikulum Merdeka yang dijalankan lebih dari 300 ribu sekolah di Indonesia terbukti mengubah wajah pendidikan menjadi lebih bermutu.
Sama dengan Nadhira, Arie menyebut, salah satu perubahan positif tersebut terlihat pada ditiadakannya penjurusan di SMA. Sehingga,sambungnya, siswa bisa fokus pada bakat minatnya tanpa banyak hafalan yang dapat membuat lupa.
"Di setiap jenjang pendidikan, siswa akan menyelesaikan berbagai proyek penguatan profil Pelajar Pancasila, saling berkolaborasi membuat proyek ditentukan guru. Mirip kurikulum internasional tapi ada nilai-nilai Pancasilanya sebab ada proyek profil Pelajar Pancasila,” kata Arie.
Terakhir, Arie menyampaikan, Kurikulum Merdeka juga membentuk sekolah lebih modern dan relevan. Sebab, ada evaluasi dilakukan setiap satuan pendidikan mengenai apa saja yang fokus harus dibenahi hasil dari asesmen nasional.
"Kurikulum merdeka merupakan transformasi pembelajaran yang penting. Perihal ini untuk menghadapi situasi dunia yang terus berubah sesuai dengan perkembangan zaman,” ujarnya.