Breaking News
---

Pemprov - Pemkab Launching Pertanaman Padi 'Salibu' di Sawah Sukajaya, Tanam Sekali Panen Dua Kali !

Ancaman darurat pangan menjadi dasar Dirjen Tanaman Pangan (TP) Kementrian Pertanian RI bersama Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat tingkatkan indeks masa panen di tahun 2024. 

Foto : Tanam padi sistem salibu 'Tanam Sekali Panen Dua Kali' di launching di Lahan Sawah Desa Sukajaya Kecamatan Cilamaya Kulon bersama Pemkab dan Pemprov Jabar

Ditarget mampu hasilkan produksi 11 juta ton tahun ini, Kabupaten Karawang di jadikan salah satu lokasi untuk penerapan sistem pertanaman Salin Ibu (Salibu) paska panen untuk menggenjot produksi Gabah Kering Giling (GKG). 
Launching pertanaman salibu atau 'turiangisasi' ini di launching Dirjen TP Kementan bersama Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Holtikultura Jawa Barat, di areal sawah milik Kelompok Tani Subur Jaya Dusun Sambirata Desa Sukajaya Kecamatan Cilamaya Kulon, Selasa (16/7/2024).

Foto : Tanam padi sistem salibu 'Tanam Sekali Panen Dua Kali' di launching di Lahan Sawah Desa Sukajaya Kecamatan Cilamaya Kulon bersama Pemkab dan Pemprov Jabar

Didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang, Drs Rohman M.Si, proses pertanaman Salibu tersebut di uji dilahan 300 hektaran di Kecamatan Cilamaya Kulon dengan varietas invari.
Hadir dalam Kesempatan tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Standarisasi Instrumen Pertanian Jawa Barat dan Unsur Muspika Kecamatan Cilamaya Kulon.

"Kita di Jawa Barat ini sudah naik kelas hasil produksinya ditahun 2023, dari posisi 3 menjadi posisi ke 2 setelah Jawa Timur dengan hasil 9,1 Juta ton. Dan Kementan targetkan agar Jawa Barat ini mampu hasilkan produksi 11 juta ton ditahun 2024. Karenanya, antisipasi darurat pangan, maka kita siapkan strategi bukan saja meningkat indeks tanamnya, tetapi juga indeks panen. Salah satunya adalah inovasi tanam Salibu yang kita uji coba di Karawang ini, " Kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jawa Barat, Ir Dadan Hidayat. 

Kenapa pihaknya pilih Karawang, tambah Dadan, karena Kabupaten yang memiliki 86 ribu hektar lahan pertanian ini, adalah kontributor 12,38 persen produksi jawa Barat setelah Indramayu. Dimana tahun 2023 kemarin, karawang sukses hasilkan produksi 1,1 juta ton GKG dan tahun ini di minta naikan produksi bertambah 79 ribu ton menjadi 1,2 juta ton.
"Bukan di Jawa Barat, tapi tiga Kabupaten di Jawa Barat ini adalah penyuplai beras dan gabah nasional. Sehingga, ketika Indramayu, Karawang dan Subang ini tidak tanam, maka krisis pangan sudah di depan mata, " Ungkapnya. 

Untuk itu, sebut Dadan maka ditengah lahan yang tersedia, kita dorong untuk meningkatkan indeks panen yaitu dengan Salibu. Dimana proses ini, menghemat biaya produksi 40 persen, sebab meskipun perlakuan sama, namun petani bisa menghemat benih, tidak perlu mengolah tanah, juga tidak ada penyemaian sementara hasil produksi, selisihnya tak jauh beda dari panen awal. Karenanya, ia berharap agar Salibu ini bukan saja di Karawang, tapi bisa di replikasi di Kabupaten kota lainnya di Jawa barat dengan misi 'Satu Kali Tanam, Dua Kali Panen' .
"Di Jabar Panen Januari - April, biasanya sudah 599 ribu hektar, sekarang ini hanya panen baru 417 ribuan hektar. Hasilnya, dari biasanya
1,9 juta ton Januari - April, nah sekarang 1,3 juta ton, nah jadi kita defisit 600 ribu ton nih, maka strategi Salibu ini diharapakan bisa berkontribusi pada jumlah produksi yang dihasilkan, " Ujarnya. (Rd)
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan