Juara Tinju Dunia Daud Yordan Jadi Anggota DPD
Petinju Daud Yordan menerima amanah di Kalimantan Barat sebagai anggota DPD RI, setelah berhasil mengantongi sekitar 527 ribu suara. Terakhir, ia mempertahankan gelar WBC Asian Boxing Council Silver Super Lightweight 63,5 kg di Jakarta, 1 Juli 2022.
Ia menang dari Panya Uthok dari Thailand. Dan sebelumnya, pada 19 November 2021, ia menang atas Rachata Khaophimai di World Siam Stadium, Pattaya, Thailand.
“Sebagai Ketum KONI Pusat, saya sangat bangga. Daud Yordan berprestasi sebagai petinju juara dunia dan dicintai masyarakat Kalbar yang mana terpilih sebagai anggota DPD RI dengan suara yang sangat besar,” ujar Ketum KONI Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman di kediamannya ketika menerima Daud Yordan dan jajaran pengurus KONI Kayong Utara.
“Daud Yordan sebagai Ketua KONI Kabupaten Kayong Utara dan bagian dari keluarga besar KONI, diharapkan dapat memperjuangkan olahraga prestasi,” kata Marciano dalam keterangannya, Sabtu (11/5/2024).
Ia mengingatkan Daud Yordan untuk berkolaborasi dengan politisi yang juga memperjuangkan olahraga prestasi. Ia meyakini capaian Daud Yordan mampu memotivasi atlet bahwa mereka bisa berprestasi di luar arena pertandingan.
“Saya ingin melihat atlet mencapai prestasi puncaknya. Setelah itu selesai, mereka harus berprestasi usai menjadi atlet. Daud bisa menjadi contoh dan inspirasi atlet-atlet lainnya,” katanya.
Daud rencananya akan bertanding ke-49 dalam karier profesionalnya pada September mendatang, sebelum pelantikannya sebagai anggota legislatif. Lawannya berada di Top 50 dan akan ditunjuk badan tinju.
Meski begitu, Daud tetap berlatih mempersiapkan diri. Ia ingin memberikan contoh dan motivasi kepada atlet-atlet lainnya bahwa antara kegiatan dan latihan dapat berjalan bersama.
“Semua calon Gubernur di Kalimantan Barat, saya berkomunikasi dengan baik. Siapa pun yang terpilih, kita dari olahraga ingin memperjuangkan KONI provinsi dan KONI kabupaten/kota,” kata Daud kepada Ketum KONI Pusat.
Daud mengatakan salah satu latar belakangnya berjuang di dunia politik karena persoalan pembinaan dan kompetisi yang dirasakan kurang. Hal ini berdampak pada prestasi petinju Indonesia.
Menurutnya, dahulu banyak sponsor tinju sehingga kompetisi berkualitas berjalan serta melahirkan petinju berprestasi. Ia masuk ke politik untuk memperjuangkan kompetisi berkualitas dan berkesinambungan, sehingga KONI daerah termotivasi membina petinju-petinjunya.(*)