Anda Sedang Jatuh Cinta?, Ini Dia Solusi Yang Tepat Saat Diterpa Geloranya
Kamis, Maret 21, 2024
Jatuh Cinta. Saat kita mendengar kata 'Jatuh Cinta' tentu kita sudah dapat membayangkan betapa indahnya saat seseorang sedang dilanda cinta. Mau masak kepikiran si doi, mau makan kepikiran lagi, bahkan mau tidurpun kepikiran dia lagi. Seakan-akan saat kita sedang jatuh cinta, dunia serasa milik berdua seperti kata pepatah 'cinta itu indah.'
Memang apa sih cinta itu?
Cinta itu adalah perasaan suka, rindu, serta keinginan untuk memiliki. Saat kita bertemu dengan seseorang lalu kemudian kita merasa menyukai orang tersebut dan merasa rindu jika tidak bertemu bahkan keinginan untuk bersama. Itu yang namanya jatuh cinta.
Salah nggak sih jatuh cinta? Jatuh cinta itu tidak salah, menyukai seseorang adalah fitrahnya manusia atau naluri yang tidak bisa kita hilangkan. Karena Allah SWT memang menciptakan manusia itu berpasang-pasangan, seperti dalam surat Az-Zariyat ayat 49 yang artinya;
"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah)." (QS. Az Zariyat: 49).
Jadi, jatuh cinta itu tidak salah yang salah adalah cara mengaplikasikannya. Contohnya saja, ada sebuah berita yang mengabarkan sebanyak 75 pasangan mesum terjaring razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang berduaan di dalam kamar indekos dan hotel Melati di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Kasatpol PP Kabupaten Karawang Basuki Rahmat mengatakan bahwa razia tersebut dilakukan untuk menghormati datangnya bulan suci Ramadhan. ( www.jabar.tribunnews.com 09/03/2024)
Nah, kita tentu tahu apa yang salah dari berita tersebut? Yakni puluhan pasangan yang belum halal melakukan kegiatan asusila di dalam kamar indekos. Yang pasti awalnya mereka jatuh cinta, dan mungkin karena kependekan iman mereka maupun kurang pahamnya solusi yang tepat akan hal itu maka mereka bertindak dengan cara yang salah.
Contohnya, berpacaran. Aktivitas pacaran adalah aktivitas yang haram sebelum memiliki ikatan yang sah. Mengapa? Di dalam pacaran ada aktivitas yang dilarang oleh Allah SWT seperti; berdua-duaan, bergandengan tangan, berpelukan, ciuman, bahkan sampai melakukan hubungan suami istri. Na'udzubillah...
Miris bukan?
Generasi muda yang seharusnya fokus untuk mencetak generasi yang cerdas, berilmu, dan berakhlak mulia malah disibukkan dengan kegiatan yang buruk seperti berita di atas. Yang pasti kegiatan itu diawali dengan yang namanya jatuh cinta.
Jadi, bagaimana solusi untuk kita yang sedang dilanda jatuh cinta?
Saat diri kita sedang dilanda jatuh cinta, rasa rindu pasti melanda hati yang sedang terbuka maupun terluka. Ambisi bermanja tiba-tiba datang untuk mencari perhatian doi. Tidak salah jatuh cinta, kita sebagai umat Muslim tentunya kita harus tahu apa yang harus kita lakukan saat mengalami fase tersebut.
Solusi pertama adalah dengan cara menikah. Allah SWT memang menciptakan manusia berpasang-pasangan. Maka dari itu, Allah menurunkan fitrah jatuh cinta kepada manusia yaitu kita. Dan kita juga harus melakukan sesuai dengan yang Allah perintahkan, dengan cara yang Allah ridhoi yaitu dengan menikah.
Lalu, bagaimana kalau belum siap untuk menikah karena masih sekolah, kuliah maupun fokus kerja?
Nah, solusi yang kedua adalah berhenti kepo atau berhenti penasaran dengan doi. Why? Karena biasanya kalau kita penasaran kemudian mencari tahu lebih tentang si doi, maka sudah dipastikan rasa cinta itu sulit untuk dihindarkan.
Solusi ketiga yaitu dengan berpuasa karena puasa bisa menahan diri dari hawa nafsu. Selain untuk itu, puasa juga banyak manfaatnya bagi kesehatan karena pola makan kita yang teratur.
Solusi yang keempat adalah dengan mencari ilmu sebanyak-banyaknya untuk mempersiapkan diri sebelum menikah. Seperti ilmu parenting dan ilmu tentang pernikahan agar nanti kita sudah memiliki bekal saat mau menikah.
Solusi kelima adalah mencari ilmu untuk bekal di akhirat. Solusi ini jauh lebih penting daripada ilmu di dunia loh. Selain mendapatkan pahala kita juga akan dapat teman-teman sholihah yang bisa menyelamatkan kita di akhirat kelak.
Solusi-solusi itu adalah sebagian kecil yang harus kita lakukan saat mengalami fase jatuh cinta agar terhindar dari perbuatan yang buruk seperti perbuatan asusila pada berita di atas.
Perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan puluhan pemuda tersebut sebenarnya bisa dihindari jikalau mereka memiliki keimanan atau akidah yang kuat.
Jika individu memiliki akidah dan keimanan yang kuat, maka bisa dipastikan segala perbuatan yang dilakukan akan sesuai dengan perintah Allah swt. Individu yang bertakwa kepada Allah akan senantiasa menghindari perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.
Selain itu, peran orangtua juga penting dalam membentuk karakter anak. Jadi, orangtua juga harus memiliki ilmu untuk mendidik serta membimbing anak-anak mereka agar menjadi anak yang cerdas, berakhlak mulia, serta bertakwa.
Dan yang paling penting adalah adanya peran negara. Nah, karena di negeri ini masih menggunakan sistem kapitalime atau sekulerisme yang artinya peraturan yang memisahkan agama dari kehidupan. Maka yang terjadi adalah Masyarakat atau Umat muslim menjadi jauh dengan agama, seakan-akan menjadi muslim yang bertakwa itu urusan setiap individu saja.
Seperti pemuda-pemudi yang melakukan perbuatan asusila di kamar indekos dan hotel, perbuatan itu sudah jelas sangat dilarang oleh Allah SWT. Meskipun sudah dilakukan pemeriksaan dan keamanan kepada mereka diawal Ramadhan namun tidak memungkiri hal itu akan terjadi lagi.
Berbeda dengan peraturan yang berasal dari Allah SWT atau peraturan Islam. Islam mengatur segala aspek kehidupan, bahkan dari kita bangun tidur hingga tidur lagi. Islam mengatur semuanya, begitu juga dengan seseorang yang jatuh cinta.
Jika kita mau belajar lebih dalam tentang Islam maka kita akan jatuh cinta kepadanya. Dan kita akan menemukan betapa indahnya Islam itu.
Jadi, jatuh cinta itu tidak salah karena cinta adalah anugerah dari Allah swt. Yang perlu kita perhatikan, bagaimana kita menempatkan cinta itu sesuai dengan yang Allah ridhoi bukan malah melakukan apa yang Allah murkai. Wallahuallam.
Oleh: Nur Hikmah
(Komunitas Smart With Islam Karawang)