DLHK Karawang Keluhkan Alat Berat Rusak, Penanganan Sampah Jadi Terkendala
Kamis, Februari 29, 2024
Meningkatkan kapasitas TPST, TPS3R dan 3 unit alat berat menjadi langkah dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan dalam mengatasi permasalahan sampah di Karawang. Akan tetapi, penanganan sampah tersebut mengalami kendala pada alat berat. Alat berat yang dimiliki oleh DLHK sebanyak 3 unit mengalami kerusakan semuanya. Padahal alat berat tersebut sangat dibutuhkan karena sampah yang dihasilkan dalam satu hari seberat 1200 ton.
"Seperti kita ketahui di awal tahun kita sedikit banyak mengalami kendala dalam menangani sampah. Kita terkendala alat berat, dari 3 alat berat yang kita punya semuanya dalam keadaan tidak beroperasi. Secara otomatis mengganggu pelayanan, sedangkan produksi sampah kita ada 1200 ton dalam satu hari," ujar Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Agus Sanusi,SH, pada Kamis, (29/2/2024) di Kantornya.
Sementara itu, Plt Kepala Bidang Kebersihan dan Pengelolaan Sampah Limbah, Agung Nugraha mengungkapkan, permasalahan ini diatasi dengan meminjam alat berat dari Dinas PUPR. Tidak hanya itu, DLHK juga telah mengajukan perpindahan aset alat berat dari PUPR ke DLHK. Kemudian untuk di tahun ini juga telah mendapatkan bantuan 3 unit banke. Meski begitu dari 3 unit, ada satu unit alat berat yakni jenis loder akan di gunakan di bagian bawah tumpukan sampah yang ada di TPA.
"Untuk TPA kita memang kekurangan alat berat termasuk yang ada sekarang juga. Kita berupaya meminjam alat berat PUPR dan meminta pemindahan alat berat PUPR ke DLHK untuk digunakan di TPA. Sekarang sedang proses pemindahan alat berat. Tahun ini juga kita mendapatkan bantuan banke alat berat sebanyak 3 unit, satu esevator, satu loder dan satu bloser. Alat berat loder tidak penuh di TPA akan di peruntukkan di bagian bawah, mudah-mudahan dengan adanya banke bisa sedikit mengatasi permasalahan sampah," ungkapnya.
Adapun, Langkah selanjutnya pihaknya akan meningkatkan kapasitas TPST. Ada dua titik TPST yang akan diperbesar hingga kapasitas 30 ton dan satu lokasi TPST akan di kembangkan hingga kapasitas 50 ton. Pengembangan ini agar dapat mengurai sampah di titik hulu.
"Kita juga punya 3 lokasi TPST, pertama TPST Jayakerta untuk kapasitas 30 ton, TPST Mekarjati untuk kapasitas 5 ton dan TPST Cireja untuk kapasitas 5 di ton. Pak bupati ingin di tahun ini ada pengembangan kapasitas, untuk TPST Cireja dan Mekarjati sampai 30 ton dan Jayakerta akan dioptimalkan sampai 50 ton. Adanya pengembangan kapasitas, sampah yang masuk di TPA akan terurai di hulu," jelasnya.
Tidak hanya TPST saja yang akan dikembangkan kapasitas, untuk TPS3R juga akan ditingkatkan kapasitas. Peningkatan kapasitas tersebut sejauh ini hanya untuk 2 titik TPS3R yang berada di wilayah perkotaan terlebih dahulu.
"Rencana kita juga akan mengembangkan 22 TPS3R. Dua titik TPS3R kita akan tingkatkan kapasitas menjadi 10 ton. Sekarang hanya di angka 500 kilogram sampai 1 ton untuk TPS3R di wilayah perkotaan. Ke depan ingin satu kecamatan ada satu TPST, nanti TPA akan menampung residu sampah saja," tuturnya.
Kendati demikian, Hingga sekarang bank sampah yang terdapat di Karawang belum semua beroperasi. Hanya ada 20 hingga 30 bank sampah yang masih beroperasi. Hal ini terkendala dari proses pemilihan sampah dari masyarakat belum dilakukan.
"Bank sampah yang tercatat di kita ada 90 tapi yang beroperasi hanya 20 sampai 30. Rata-rata karena pelaku atau penghasil sampah, karena penekanan sampah itu lebih ke pemberdayaan sampah. Artinya masyarakat harus bisa memilah sampah terlebih dahulu. Dari kita memang sudah ada program pemberdayaan dan pengelolaan sampah, kita akan optimalkan dan masyarakat harus bersama-sama ikut terlibat," pungkasnya.(*)