Kanada Akhirnya Serukan Perjanjian Kemanusiaan untuk Jalur Gaza
Melanie Joly, Menteri Luar Negeri Kanada mengatakan, perjanjian kemanusiaan sangat dibutuhkan untuk membantu masyarakat di Jalur Gaza, Palestina. Walaupun, Kanada sempat tidak menyetujui Resolusi PBB terkait "gencatan senjata kemanusiaan" pekan lalu.(1/11/23).
"Penghentian sementara permusuhan dalam perang untuk memungkinkan lebih banyak bantuan masuk ke Gaza, pada Senin. Situasi kemanusiaan dihadapi Rakyat Palestina, dihadapi perempuan dan anak-anak Palestina, sangat mengerikan," kata Joly dilansir dari laman Aljazeera, Selasa (31/10/2023).
Terbaru, Joly menyebut masih terdapat ratusan Warga Negara Kanada di Jalur Gaza saat ini. "Sebanyak 400 warga Kanada "terjebak" di Gaza," kata Joly.
Majelis Umum PBB menetapkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera antara Israel dan Hamas Palestina, pada Jumat (27/10/2023). Selain itu, untuk pertama kali mereka menuntut akses bantuan ke Jalur Gaza, termasuk Kanada di antara 14 negara yang abstain.
Meski demikian, Joly kembali menyatakan dukungan Kanada untuk Zionis Israel dengan mengkritik serangan Hamas Palestina ke wilayah Zionis Israel. Bagi Kanada, Zionis Israel memiliki hak membela diri melawan terorisme, yang tidak lain ditujukan kepada Kelompok Bersenjata Palestina, Hamas.
Tidak hanya Kanada menyatakan dukungan kepada Zionis Israel, tapi masyarakatnya mendukung gencatan senjata untuk membebaskan Rakyat Palestina dari pembantaian. Seperti dilansir dari laman CTV, Minggu (29/10/2023), ribuan masyarakat Kanada melakukan aksi solidaritas untuk Palestina di Ottawa, Kanada.
"Di mana kemanusiaan kita? Bolehkah? Bolehkah?" kata seorang demonstran Leslie Edwars sambil memegang papan bertuliskan "memalukan, Kanada". Selain itu, Edwars memegang foto anak-anak kecil yang terluka atau meninggal di Jalur Gaza.
"Terpisah sepenuhnya dari dunia luar adalah satu hal (di Jalur Gaza, red). Tetapi sangat tidak manusiawi jika memisahkan mereka satu sama lain untuk meminta tim darurat datang dan membantu mereka," kata Aseel Muneer, dari Gerakan Pemuda Palestina di Ottawa.
Otoritas Kesehatan Palestina melaporkan, lebih dari delapan ribu orang telah terbunuh akibat serangan udara Zionis Israel hingga Senin (30/10/2023) malam. Ketika jumlah korban tewas meningkat, banyak orang di Ottawa bertanya-tanya, "kapan hilangnya nyawa tidak berdosa akan berakhir?" (*)