BREAKING NEWS :
Mode Gelap
Artikel teks besar

Gegara Beras Mahal, Petani Enggan Jual Gabah

Kenaikan harga beras cukup membuat polemik bagi petani. Dengan mahalnya harga beras, maka petani akan memilih menahan gabah yang dimilikinya ketimbang menjualnya ke tengkulak.

Foto : Panen Raya

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika menjelaskan dalam pengamatannya banyak petani yang tak mau menjual gabah dan memilih menahanya untuk konsumsi.
 
"Pengamatan saya di Desa Bantarjati Bogor semua petani tidak menjual gabah karena menyimpan gabah mereka anggap lebih murah daripada membeli beras yang harganya tinggi, mereka tahan harga gabah daripada nanti beli beras dengan harga mahal," jelas dia ,seperti kutip dalam program Suara Reboan Metro TV dikutip Kamis, 14 September 2023.
 
Selain itu dia mengatakan dengan produksi beras sebesar 100 juta ton per tahun, produksi gabah hanya 54 juta ton, penggilingan padi yang under capacity membuat para pabrik penggiling rebutan gabah. Dia menyarankan agar supply beras harus diperbanyak dengan usaha pemerintah tak hanya dengan bansos tetapi melakukan operasi pasar langsung ke masyarakat.

"Datangkan impor lindungi yang rentan kenaikan harga mahal. Kata kuncinya perkuat stok, kalau tak ada produksi dikencangkan perlu ada kerja sama penggilingan padi besar dan kecil dan akhirnya dengan kondisi seperti ini berbagi rezeki," tegas dia.
 
Pemilik Pabrik Penggilingan Padi Edot menjelaskan gabah langka membuat dia merasa bahwa pasokan beras tersendat. Bahkan hal ini cukup mengganggu produktivitas pabriknya.
 
"Sekarang susah cari gabah ada yang jauh dari Subang tapi stoknya hanya sedikit, saya di Cikarang, usaha dari 2002, baru sekarang tutup lagi, banyak karyawan saya bertani lagi," jelas dia.

Teknologi kuno

Analis Kebijakan Pangan Syaiful Bahari menjelaskan 160 ribu penggilingan padi teknologi tak berkembang. Karena itu hasil produksi padi tak maksimal karena teknologi yang digunakan kurang efisien dalam memaksimalkan gabah.
 
"Karena selama ini kita fokus ke produksi dan kurang memperhatikan teknologi pasca panen Kalau pakai teknologi terbelakang rendemen bisa capai 50 persen kalau bagus bisa 60 persen, ini bisa tambah stok nasional," tegas dia.(**)

Posting Komentar