Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memaksimalkan Gerakan Pangan Murah (PGM) untuk mengatasi kenaikan harga beras. Hal tersebut disampaikan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati.
“Kami terus melakukan Gerakan Pangan Murah melalui sejumlah program. Baik itu yang dilakukan oleh BUMD pangan DKI Jakarta maupun bekerja sama dengan pemangku kepentingan lainnya,” kata Suharini Eliawati dalam keterangannya, Selasa (19/9/2023).
Pada September 2023, kata Suharini, pihaknya telah menyalurkan paket pangan murah seharga Rp 126.000 ke 183 titik di Ibu Kota. Dari 183 titik tersebut terdiri dari 88 titik ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA), Pasar Induk beras Cipinang dan lima titik di toko daging.
“Pangan murah ini hanya berhak dibeli oleh masyarakat pemegang Kartu Jakarta Pinter (KJP) Plus. Kita juga terus bekerja smaa dengan Kementwrian Pertanian, Badan Pangan Nasional, hingga Perum Bulog untuk kendalikan harga beras,” ujar Suharini. 
Menurut Suharini, kerja sama tersebut berbenntuk penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) tahap kedua bagi 304.000 keluarga penerima manfaat. Bantuan itu disalurkan dari bulan September sampai dengan November 2023.
"Kami juga akan menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) kualitas medium ke masyarakat dengan harga eceran tertinggi Rp54.500 per kantong. Isi 5 kilogram di toko-toko beras dan pasar modern,” kata Suharini.
Suharini menyebut kenaikan harga beras di Jakarta diakibatkan adanya kenaikan harga gabah di tingkat petani. Harga gabah sebelumnya Rp 5.600 per kilogram sekarang naik menjdi Rp 7.000 per kilogram.
“Kenaikan harga beras juga disebabkan oleh menurunnya jumlah produksi karena saat ini belum masuk masa tanam. Kemudian, disebabkan adanya Fenomena El Nino atau fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normal,” ucap Suharini.
0Komentar