Breaking News
---

Gelombang Varian Omicron Diprediksi Reda sebelum Ramadan

Hadirnya kasus Covid-19 gelombang Varian Omicron sejak Desember lalu, menimbulkan beberapa polemik. Salah satunya, masyarakat dihadapkan dengan meningkatnya Varian Omicron menjelang Bulan Ramadan.

Tapi semua itu dianggap tak terwujud, karena Varian Omicron dianggap lebih cepat melandai, meski memiliki peningkatan kasus lebih signifikan pada awal tahun. Hal itu disampaikan dr. Tonang Dwi Ardiyanto Sp PK., PhD., Juru Bicara Satgas COVID-19 RS Universitas Sebelas Maret (UNS).

"Secara keseluruhan kita berharap periode (Varian Omicron) ini segera mencapai puncak dan segera turun, agar bulan Ramadan tahun ini kita tidak terjebak lagi dengan polemik shalat tarawih maupun lebaran yang dua tahun ini jadi terganjal akibat Covid-19,” tutup dr. Tonang.

Menurut pengamatan dr. Tonang, ada beberapa alasan mengapa gelombang varian omicron cepat melandai. Di Jakarta apabila diambil rata-rata kasus mingguan maka puncaknya terjadi 10 Februari lalu, lalu diikuti penurunan angka kematian pada 20 Februari.

"Apabila polanya seperti ini, maka angka kematian akan ikut turun atau melandai beberapa pekan setelah kasus konfirmasi harian menurun juga," ujar dr. Tonang.

Lebih lanjut, dr. Tonang juga menyarankan kepada Kementerian Kesehatan agar mengkaji lebih mendalam mengenai kasus kematian saat ini. Seperti diketahui perbandingan kasus kematian periode Omicron dengan Delta juga berbeda secara signifikan.

Masyarakat perlu mengetahui beberapa hal untuk menghadapi periode Omicron. Ini tidak berbeda jauh dengan cara-cara yang sudah dilakukan saat menghadapi gelombang Delta.

"Apabila timbul gejala, maka saat itu juga kita harus periksa (testing) PCR/Antigen. Saat hasilnya negatif, maka jangan langsung senang dahulu, tunggu dua hari lagi untuk memastikan kembali melalui tes PCR/Antigen apakah benar-benar negatif atau tidak," ujar dr. Tonang.

"Apabila kontak erat, maka dilakukan tes PCR/Antigen pada awalnya (entry test). Baik hasilnya positif maupun negatif, kontak erat harus melakukan karantina 5 hari. Nanti di hari kelima kita ulang kembali tes kedua (exit test). Apabila hasil exit test negatif, maka karantina dianggap selesai," pungkasnya.(***)

Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan