Karawang, PEKA. - Sejumlah murid lulusan SMK Texar terpaksa tak bisa melamar kerja. Pasalnya, ijazah mereka ditahan pihak sekolah lantaran belum melunasi beberapa tunggakan administrasi. Wali murid pun lantas meminta bantuan Kepala Desa Duren untuk bisa mengambilkan ijazah anaknya.
“Anak saya tidak bisa mengambil ijazah di sekolah ini karena belum melunasi segala tunggakan selama anak saya sekolah,” ujar salah seorang wali murid yang enggan disebutkan namanya saat di kantor Desa Duren.
Dirinya mengakui, bahwa saat ini anaknya masih memiliki tunggakan biaya sekolah sebesar Rp 2,6 juta dan sampai sekarang belum bisa melunasinya. Apalagi dirinya sudah tidak memiliki suami lagi, sehingga sekarang hanya bekerja serabutan, mulai dari cuci pakaian dan berjualan dari orang yang membutuhkan. Maka dari itu, dirinya meminta bantuan Kepala Desa Duren agar turut membantu warganya yang sedang membutuhkan.
“Sudah saya laporkan ke Kepala Desa Duren dan beliau siap membantu dan membicarakan kepada pihak sekolah agar ada keringanan untuk anak saya,” paparnya.
Menurutnya, ijazah tersebut sangat dibutuhkan oleh anaknya yang hendak kerja ke sejumlah perusahaan yang ada di Karawang maupun di luar daerah Karawang. Karena semenjak ijazah tersebut ditahan, anaknya tidak bisa kerja di perusahaan resmi. Saat ini anaknya hanya bekerja menjadi buruh serabutan dengan gaji yang tidak seberapa.
Di tempat berbeda, Kepala Sekolah SMK Texar Klari, Yoyo membantah atas tuduhan yang disampaikan orangtua siswa yang menahan ijazah. Menurutnya, pihak sekolah tidak menahan ijazah siswa, malah memberikan keringanan kepada sejumlah siswanya yang belum melunasi segala piutang untuk dapat mengambil ijazah aslinya di sekolah. “Saya tadi sudah ke sekolah. Pihak sekolah siap memfasilitasi segala kebutuhan anak saya, dengan meminjamkan sementara ijazah asli untuk melamar kerja ke sejumlah perusahaan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Duren, Abdul Halim membenarkan adanya sejumlah warganya meminta bantuan kepada pihak desa agar segera memfasilitasi kepada pihak sekolah, untuk meringankan segala tunggakan yang ada.
“Ada yang datang ke sini, tapi sudah selesai semua. Tadi saya telepon Kadisdikpora dan Pengawas SMK Kabupaten Karawang agar dapat menyelesaikan keluhan warganya. Alhamdulilah semua terselesaikan,” tuturnya.
“Itu tidak benar tuduhan seperti itu. Semuanya mis komunikasi saja. Yang jelas pihak sekolah membantu anak siswa untuk dapat ijazahnya. Apalagi selama ini anak siswa itu jarang ke sekolah, baik dari sidik jari saja belum. Yang pasti pihak sekolah selalu membantu,” pungkasnya.#Rst