Breaking News
---

Akhir Juni, Jabodetabek Masuki Musim Kemarau

Jakarta, PEKA. - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Dramaga memperkirakan bahwa musim kemarau Jabodetabek terjadi di penghujung bulan Juni 2015. Suhu panas, serta angin kencang harus diwaspadai menjelang pergantian musim ini.
Berdasarkan pantauan Stasiun Klimatologi Dramaga, Bogor, pada umumnya Kota dan Kabupaten Bogor sudah tidak diguyur hujan dalam dalam dua pekan terakhir ini.
Sawah Kekeringan / Ilustrasi
"Hal ini dipicu pergantian dari musim hujan ke musim kemarau yang akan terjadi sepanjang Juni hingga Oktober 2015," kata Kepala Stasiun Klimatologi Dramaga, Dedy Sucahyono di Bogor, Sabtu (27/6).
Jika berdasarkan pantauan citra satelit milik BMKG, terang Dedy, kemarau kering pada tahun ini mencapai puncaknya pada bulan September mendatang dan akhir musim kemarau diprediski akan berakhir di bulan Oktober.
"Untuk wilayah Bogor bagian Timur Bogor di antaranya Babakanmadang, Gunungputri, Citeureup, Sukamakmur, Jonggol, Cariu, serta Bekasi, dan Karawang, musim kemarau datang lebih cepat," katanya.
Pada umumnya dari Tenggara dengan kecepatan mencapai 20 hingga 30 KM/jam, menjadi indikasi menguatnya monsun Australia yang berdampak sulitnya terbentuk awan-awan hujan, "Pada kondisi seperti ini, sangat sulit awan sulit untuk membentuk embun hujan," kata dia.
Dedy menambahkan, pada pergantian musim seperti ini patut diwasdapai kecendrungan terik matahari pada siang hari disertai hembusan angin kencang.
"Rata-rata panas pada siang hari diantara 30 hingga 32 celsius dengan kelembapan 50 persen. Cuaca seperti ini, cukup panas bagi orang yang biasa beraktivitas di daerah Bogor yang rata-rata kelembapannya di antara 65 hingga 80 persen," ujarnya. 

BeritaSatu
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan