KARAWANG-PEKA-.Pemilihan kepala desa (Pilkades) secara langsung merupakan demokrasi di level terendah yang masih eksis dari orde baru sampai sekarang,namun pesta demokrasi ini terpopuler,yang salah dibuktikan oleh tingkat kehadiran para pemilih di bandingkan Pilpres,Pileg atau Pilkada,(24/02/2015).
Menurut Muslim Hafidz,Tradisi bagi-bagi duit atau saweran,merupakan tradisi yang "halal" bagi para calon kepala desa untuk meraih simpatik masyarakat agar dapat dipilih.
Bagi calon kepala desa yang tak punya logistik yang kuat jangan berharap untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat desanya,tegasnya.
Sayangnya, dalam peraturan daerah kabupaten karawang tidak mengatur secara ketat berkaitan dengan money politik, hal inilah yang sampe sekarang menjadi tradisi atau ritual wajib bagi para calon kepala desa. Pertanyaannya, ritual wajib itu apakah halal atau terlarang?,imbuh dia.
Jika bertanya peraturan daerah (PERDA) pemilihan kepala desa, maka, money politic itu HALAL alias legal, masyarakat sama-sama memahami kondisi ini. Berarti pemerintah kabupaten Karawang membiarkan tradisi MONEY POLITIC, menghalalkan TRADISI.Implikasinya adalah rusaknya tatanan clean and good goverment,pungkas Muslim.#rilis.
0Komentar